YSEALI: Persahabatan Bervisi Mie Instant

Young SouthEast Asian Leader Initiative Juorney.

Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia

Pembagian Potensi Perikanan Indonesia berdasarkan Region.

Romansa Negeri Sakura: Hakone Moutn Shizuoka Perfecture

AFS Intercultural Learning Japan - Kizuna Bond Project.

Pemetaan Mangrove di Sidoarjo dengan Citra Satelit Landsat

Geographic Information System (GIS) and Remote Sensing.

Friday, May 20, 2011

Skenario Kekuasaan Allah dalam Al-Qur'an


Skenario Kekuasaan Allah dalam Al-Qur'an
Dulu saya sering memperhatikan awan berarak bila sedang dirundung masalah. Kebetulan saya sempat kuliah di sebuah kampus yang terletak di atas bukit, yang dari bukit itu tampak pemandangan sebagian kota Padang, laut, dan hutan yang hijau. Sangat indah. Dari bukit itu, memperhatikan awan yang besar-besar bergerak dihembus angin merupakan penawar hati yang resah. Terbersit pikiran bahwa Dia swt berkuasa menggerakkan awan yang jauh lebih besar dari diri saya. Tentu saja Dia azza wa jalla berkuasa untuk menolong saya di setiap permasalahan saya.
Memperhatikan kebesaran Ilahi bisa menumbuhkan optimisme. Dengan catatan, itu bisa terjadi kalau kita berserah diri dalam segala urusan kepada Allah swt dan menjadikan-Nya tempat meminta pertolongan. Barang siapa yang bertakwa dan bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dan mencukupkan keperluannya.
"… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS 65: 2-3)
Adalah Nabi Zakariya a.s., sempat kesulitan mendapatkan seorang anak. Padahal usianya sudah senja. Memiliki anak penting baginya untuk memiliki penerus dakwahnya. Orientasinya bukan meneruskan keturunan, tapi meneruskan perjuangan.
Sudah menjadi skenario Allah swt., ia a.s. terpilih untuk mengasuh Maryam, seorang anak yang telah dinadzarkan oleh orang tuanya - Imran - untuk menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Dibawah asuhan Nabi Zakariya a.s., Maryam tumbuh menjadi gadis yang sholehah.
Allah swt memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada Zakariya a.s. melalui Maryam. Suatu hari saat hendak menemui Maryam di mihrab, Zakariya melihat makanan berada di dekat Maryam. Entah dari mana datangnya makanan-makanan itu. Merasa heran, Zakariya a.s. bertanya pada Maryam asal-usul makanan itu. "Makanan itu dari sisi Allah." Jawab Maryam. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
Nabi Zakariya a.s. telah melihat kebesaran Ilahi. Hal seperti itu menumbuhkan optimisme-nya sehingga mantap ia berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."

Melihat kebesaran Ilahi bisa menambah keyakinan. Doa Nabi Zakariya ini sudah dijawab oleh Allah swt. Jibril sudah mengabari bahwa Nabi Zakariya a.s. akan dianugerahi seorang anak bernama Yahya. Tapi Nabi Zakariya masih bertanya, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?." Maka Allah memberi tanda dengan tidak dapatnya Nabi Zakariya a.s. bercakap-cakap dengan orang lain selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Dan itu juga merupakan tanda kebesaran Allah swt.

Kisah seperti ini bisa kita temui dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 36-41.
Nabi Ibrahim a.s., sang Kekasih Allah, masih butuh untuk melihat kebesaran Ilahi. "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)" (QS 2:260) Begitu alasan Ibrahim a.s. ketika ia meminta Tuhan untuk memperlihatkannya bagaimana Tuhan menghidupkan orang yang mati. Bila seorang nabi masih butuh untuk menyaksikan kebesaran Allah swt sebagai penguat imannya, maka bagaimana dengan kita?
Allah swt telah menyuruh kita memperhatikan kebesaran-Nya. Salah satu peristiwa yang sering dipaparkan dalam Al-Quran adalah tentang hujan yang menumbuhkan bumi yang mati. Salah satunya dalam surat Ar-Rum (30) ayat 48-50
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Dan Sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa. Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Merenungi fenomena hujan yang menghidupkan bumi yang mati itu cukup efektif untuk memelihara optimisme kita. Bumi yang mati itu seolah-olah hati kita yang sudah berputus asa. Tapi pertolongan Allah membuat hati kita hidup lagi. Ceria lagi. Kita pun menyadari bahwa tak ada gunanya putus asa itu.
Dan tak perlu jauh-jauh untuk memperhatikan kebesaran Ilahi. Firman Allah swt: "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS 50: 20-21)
Saya yakin bahwa masing-masing kita memiliki pengalaman saat doa kita dikabulkan. Itu cukup menjadi amunisi untuk meyakini bahwa Allah swt maha luas rahmat-Nya untuk menolong setiap permasalahan kita. Sebenarnya, masalah yang menimpa kita itu juga merupakan tanda kebesaran Ilahi. Dan Allah memperlihatkan kebesarannya melalui masalah yang menimpa kita, bukan untuk membuat kita menyerah. Justru menjadi sarana kita untuk semakin merendahkan diri kepada Allah swt dan meminta datangnya kekuasaan-Nya yang lain, yaitu jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. (Islamedia.web.id)

Makkah Sebagai Pusat Bumi

Makkah Sebagai Pusat Bumi


Keterangan Oleh Dr. Mohamad Daudah

Ternyata bener Gan, Allah telah memuliakan kota Makkah. Allah telah menunjukan kebesaranya dengan di temukanya keajaiban yang ada di kota Makkah. Para ahli telah menunjukan apa yang benar-benar terjadi dan ada di kota Makkah. Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas).

Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’. Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.

Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban adalah ya.

Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh fakta tersebut.

Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa Ka’bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?

Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.

Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:

‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)

Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’

Thawaf di Sekitar Makkah

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.