Thursday, October 2, 2014

Hubungan Medan Gravitasi Laut di Tepi Pantai Brazil dari Gradient Permukaan yang Didapatkan dari Altimeter dan Gravitasi Shipborne

Hubungan Medan Gravitasi Laut di Tepi Pantai Brazil dari Gradient Permukaan yang Didapatkan dari Altimeter dan Gravitasi Shipborne
Disusun oleh:
F.S. Paolo, E.C. Molina
Diedit oleh:
Ikbar Sallim Al Asyari
Abstrak
Gradient permukaan laut didapatkan dari satelit altimetri Geosat dan ERS-1, terhubung dengan data gravitasi laut dari Nasional Geofisika Data Centre dan Brazilian National Survey. Menggunakan minimal metode sanding kata kotak, model dari anomaly gravitasi dan tinggi geoid terhitung untuk tepi laut di Brazil. Hubungan antara satelit dan shipbone menunjukan hasil statistic yang baik di daerah sekitar tepi pantai hanya menggunakan data satelit, mengharuskan sebuah peningkatan ketika dibandingkan terhadap model gravitasi yang global.
  1. Pengenalan
Model gravitasi global beresolusi tinggi telah dievaluasi sejak satelit altimetry pada tahun sekitar 1980an. Sebuah masalah terbuka diwakilkan melalui medan gravitasi dengan resolusi yang tinggi di daerah pesisir. Di perairan dangkal observasi altimetry mengalami error pada pengukuran dan degradasi terhadap koreksi geofisik. Penggunaan multi source data geodetic dapat membantu meningkatkan penentuan medan magnet di wilayah pesisir.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model yang beresolusi tinggi dari anomaly udara bebas dan tinggi geoid untuk batas benua Brazil. Prediksi ini ditunjukan dengan hubungan dari SSGs berasal Geosat dan ERS-1.
  1. Least square collocation
Metode LSC adalah teknik yang diketahui untuk menduga jumlah geodetic, membolehkan kombinasi dari tipe data yang berbeda dengan menghitung distribusi statistic mereka. Karena element medan gravitasi adalah fungsi linear, salah satu dapat mendapat beberapa kombinasi dari elemen ini menggunakan kombinasi seperi kuantitas sebagaimana informasi masukan.
Meskipun LSC mengakui perwakilan analisis yang simple, hal itu melibatkan inversi dari matrik yang besar beberapa kali. Secara praktis, LSC menerapkan residual field untuk mendapatkan resid
ual signal. Dalam kovarian LSC menunjukan struktur medan gravitasi yang mudah berubah. Untuk menerapkan kovarian menjadi azimuth tergantung jumlah yang harus kita pertimbangkan longitudinal, l, dan transversal, m, komponen
  1. Data dan Preproses
Untuk mendapatkan kovarian yang bagus digunakan subregion, dimana data distribusi shipborne rapat, untuk menunjukan perhitungan yang utama.
3.1.  Data satelit altimetry
Penggunaan pengukuran altimetry berasal dari Geosat dan ERS-1 misi geodesi. Data set tersebut didapatkan sebagai data rekam geofisik dari NASA/GSFC dan produk laut (OPR) dari ESA/IFREMER. Fakta yang menarik adalah kita mengobservasi perpindahan dari topo grafi untuk membenarkan variable permukaan stasioner.
3.2.  Data gravitasi shipborne
Data gravitasi laut berasal dari National Geophysical Data Centre dan survey gravitasi laut. Semua peluncuran dipreproses untuk menghilangkan data point yang error: (1) dengan prosedur yang otomatis yang mendeteksi point dengan gradient direksi yang lebih tinggi daripada batas yang dizinkan.
  1. Hasil penghitungan
Setelah memisahkan jejak satelit menjadi menanjak naik dan turun, untk mendapatkan jejak SSGs kita menampilkan senuah perbedaan numerical yang sederhana untuk slope berurutan SSHs menggunakan:
E (a) = (h2-h1)/d
Untuk mendapatkan sisa SSGs, kita yang pertama menginterpolasi asal-usul jalur SSH EGM2008 model geoid (n = 360) menggunakan metode curvature minimum. Untuk perhitungan LSC kita mengembangkan sebuah program komputasional yang mengimplementasikan terhadap grid regular.
  1. Analisis dan Diskusi
5.1.               Resolusi model
Model final dari resolusi adalah proporsional terhadap kerapatan ruang dari input data. Jadi dapat diestimasi dari panjang gelombang minimum penuh dapat kembali dipecahkan menjadi rumus yang sederhana.


5.2.               Perbandingan dan Validasi
Jalur yang terpilih dari survey LEPLAC digunakan untuk perbandingan memiliki sebuah jarak rata-rata 100-130 meter diantara point. Hal ini kurang ½ dari jarak NGDC dan equant legs yang digunakan di LSC. Untuk menganalisa hasil kita harus mempertimbangkan beberapa karakeristik dari model global yang digunakan untuk perbandingan. Dengan memeriksa table 1, 2 fakta telah di ketahui: pertama pertimbangan peningkatan dalam recovery gravitasi ketika menggunakan SSGs dan kombinasi gravitasi laut daripada hanya menggunakan data satelit saja.
  1. Kesimpulan

Perhitungan model kalkulasi dengan metode LSC bisa memeceahkan masalah element medan gravity dengan kualitas yang sama dengan model global. Sebuah peningkatan pada recovery gravitasi di verifikasi oleh kombinasi altimetry dan survey laut menggunakan pendekatan stokastik. Seiring peningkatan di survey geofisik sekitar pesisir, hal ini berguna untuk menghubungkan informasi multi-source geodetic untuk representasi yang lebih baik pada medan gravitasi di daerah benua-laut transisi.

0 comments: