YSEALI: Persahabatan Bervisi Mie Instant

Young SouthEast Asian Leader Initiative Juorney.

Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia

Pembagian Potensi Perikanan Indonesia berdasarkan Region.

Romansa Negeri Sakura: Hakone Moutn Shizuoka Perfecture

AFS Intercultural Learning Japan - Kizuna Bond Project.

Pemetaan Mangrove di Sidoarjo dengan Citra Satelit Landsat

Geographic Information System (GIS) and Remote Sensing.

Monday, April 27, 2015

PERAN SENTRAL PEMUDA MENGHADAPI MEA (ASEAN Economic Community) 2015

Mengutip dari pidato Bung Karno (Sang Proklamator) “1000 orang tua hanya bisa berharap, beri aku 1 pemuda akan kugoncangkan dunia”. Hal ini terbukti peran pemuda dalam merebut dan mewujudkan kemerdekaan bagi Indonesia. Kalau kita berkaca dari sejarah, bagaimana aksi heorik pemuda ketika mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, bagaimana peran diplomasi pemuda untuk merebut kemerdekaan. Tentu hal di atas adalah bukti nyata pemuda dalam mengubah peradaban.
Pemuda sering menjadapat julukan sebagai agent of change, social control, dan iron stock. Akan tetapi, seiring waktu peran pemuda mengalami kemerosotan yang derastis. Berdasarkan Eliasa (2012), pemuda saat ini sudah melewati batas dan mengesampingkan kesan pemuda yang produktif. Pemuda saat ini cenderung untuk berfoya-foya, hura-hura, dan dikategorikan sebagai perilaku menyimpang. Pemuda seakan tidak sadar beban, tugas, dan amanah yang ada dipundak mereka. Maka mengutip pernyataan Jokowi “kita perlu revolusi mental”, iya revoluasi mental adalah metode yang tepat dengan menggunakan konsep brainwash untuk membangkitkan etos kerja pemuda.
Sudah pasti peran pemuda sangat vital di semua lini. Peran pemuda yang sangat vital tersebut juga akan diperlukan pada 2015 seterusnya dimana kita akan menyambut dengan hangat datangnya AEC (ASEAN Economic Community). AEC 2015 memiliki dua sudut pandang yang berbeda. AEC 2015 sebagai ancaman besar bagi Indonesia atau bahkan kita melihat AEC 2015 sebagai peluang yang sangat besar. Kita akan merasa AEC sebagai ancaman apabila  kita berada dalam posisi yang tidak siap, AEC akan menghancurkan pasar industri lokal, AEC akan membuat peluang untuk mendapatkan  kerja semakin kecil. Di sisi lain, apabila kita sudah siap atau paling tidak memersiapkan diri untuk AEC maka yang terjadi akan sebaliknya.
Berdasarkan data yang didapatkan dari world bank tahun 2011 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di Negara-negara ASEAN dan ada pada urutan ketiga dunia setelah China dan India. Selain itu, kenyataan investasi Indonesia mencapai angka tertinggi dalam sejarah yaitu Rp313,2 T. Data di atas menunjukan peluang Indonesia untuk menjadi pemenang sangat tinggi. Tapi, disamping itu juga ada kelemahan Indonesia yang sangat fundamental. Kenytaan pahitnya, ekspor Indonesia hanyalah bahan baku mentah (raw material) dan masih kalah dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dengan demikian, dapat diasumsikan Indonesia belum siap untuk AEC 2015.

Pertanyaanya adalah “Apa yang bisa kita lakukan sebagai pemuda untuk AEC?”

Menghadapi persaingan dengan Negara lain tidaklah mudah, kita nanti akan bersaing secara terbuka dengan Singapura, Malaysia, dll. Maka pemuda Indonesia harus melakukan revolusi, sudah menjadi identitas kita sebagai pemuda Indonesia untuk menuai kesuksesan kembali dan mengulang sejarah. Kondisi seperti ini perlu adanya penyadaran bagi kaum-kaum muda sebegai generasi penerus bangsa ini. Generasi muda harus mempersiapkan dirinya ketika pasar bebas ASEAN sudah diberlakukan. Keberlanjutan negara ini ada di tangan kaum muda-mudi, ketika kesadaran akan pentingnya membenahi diri untuk menghadapi MEA bagi para generasi muda tidak ada, Indonesia nantinya akan terjual ke negara lain dan negara indonesai akan dikuasai oleh negara lain.
Dukungan dari generasi muda untuk menghadapi MEA merupakan salah satu kekuatan Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas. Generasi muda perlu membuat berbagai kegiatan diantaranya yaitu menciptakan usaha sendiri selagi mahasiswa, mensosialisasikan MEA dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. Generasi muda merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan negara, karena kaum mudalah pemegang keberlanjutan negara.
Cara memenangkan AEC mau tidak mau harus melalui bisnis. Dukungan pemuda dalam konteks ini adalah dukungan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara makro. Diantara kekuatan Indonesia dalam dunia bisnis adalah dalam bidang ekonomi kreatif. Konsep ekonomi kreatif adalah informasi dan kreatifitas dimana ide dan pengetahuan bersumber dari SDM yanag merupakan faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Tentu dengan konsep ekonomi kreatif tersebut pemudalah yang mampu menerapkan. Pemerintah sudah mendukung program untuk memunculkan ekonomi kreatif. Pada tingkat universitas pemerintah melalui DIKTI memberikan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk menggali potensi pemuda. Pemerintah juga memberikan dana hibah bagi pelaku usaha kecil. Tentu kita sebagai pemuda sudah selayaknya mendukung program-program tersebut.
Selain menerapkan program ekonomi kreatif, pemerintah dan seluruh masyarakat hendaknya memberdayakan UMKM-UMKM yang ada. Di sinilah pemuda harus mengambil kesempatan sebesar-besarnya. Melalui UMKM setidaknya memberikan pasar di 11 negara Asean. Industri UMKM juga bisa mengambil kesempatan dengan memperbesar kuota ekspor ke luar negeri dimana harga jual barangnya pasti lebih tinggi selain tetap memenuhi kebutuhan dalam negeri yang juga merupakan pasar yang sangat besar. Bila kita bisa mengambil kesempatan, masyarakat akan untung, kesejahteraan pun meningkat.
Pada kenyataanya, apabila kita melihat pasar keluar ternyata banyak barang-barang dari Indonesia yang diekspor berasal dari produk UMKM. Kualiltas barang ekspor dari Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Dengan penerapan konsep ekonomi kreatif dan UMKM, kita sebagai pemuda sudah memberikan sumbangan pasti terhadap berkembangnya ekonomi nasional. Kita bisa memberikan dampak positif terhadap masyarakat, memberikan dampak positif terhadap Negara dan memenangkan kompetisi pasar bebas ASEAN.
Aspek kedua yang merupakan lahan pemuda untuk AEC adalah dunia pendidikan. Kita sebagai pemuda dapat berkaca atau melihat konsep tridharma perguruan tinggi yang mulia. Konsepnya adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dari konsep di atas, pendidikan merupakan kunci utama atau master key yang dapat digunakan sebagai senjata untuk kemajuan peradaban. Kita sebagai pemuda harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, karena dengan ilmu derajat kita akan tinggi juga. Lalu kita melakukan penelitian yang berdampak terhadap masyarakat. Hasil penelitian lalu diaplikasikan untuk kesejahteraan masyarakat.
Pada dasarnya, semua yang kita lakukan diharapkan akan member sumbangan positif untuk masyarakat. Hal ini sesuai dengan MDGs (Millennium Development Goals) kesejahteraan adalah tujuan utama. Pemuda adalah sumber kekuatan terbesar untuk mewujudkan cita-cita MDGs. Selama ini kemiskinan, kelaparan, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan ibu, HIV/AIDS, lingkunan, kematian anak, dan kerja sama global masih menjadi persoalan kita bersama dan dicanangkan kedalam MDGs (Millennium Development Goals) yang harus dicapai oleh semua kalangan. Saat ini kita Indonesia berdasarkan data UN (United Nation) berada di posisi yang serba kurang. Ada beberapa target yang perlu dicapai, ada yang sukses, ada yang stagnan, ada yang belum tercapai. Dengan semangat dan kerja keras, pemuda sebagai generasi penerus bangsa memberikan andilnya.
Pemuda memiliki kekuatan yang sangat besar yang tidak dimiliki oleh fase usia lain yaitu: semangat, kreativitas, dan kesempatan lapang. Untuk merealisasikan MDGs bisa sesuai dengan profesi atau bidang kita masing-masing. Untuk mahasiswa kedokteram/dokter bisa melakukan kampanye terbuka untuk menentang HIV/AIDS dan bisa melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Untuk mahasiswa pertanian bisa melakukan inovasi untuk meningkatkan hasil panen bagi kaum petani. Semua bisa kita mulai dengan bersama-sama beraksi sesuai profesi dan bidang kita. Kita harus yakin kita bisa dan kita pasti menang!!!

DAFTAR REFERENSI
Ahmada. 2014. Peran Generasi Muda dalam Menyambut AEC 2015: Melalui Program Ekonomi Kreatif dan UMKM. (http://ahmada-tasnim-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-107425-umum-Peran%20generasi%20muda%20dalam%20menyambut%20ASEAN%20Economic%20Community%202015:%20Melalui%20Program%20Ekonomi%20Kreatif%20&%20Pemberdayaan%20UMKM.html). Diakses pada 20 November 2014 pukul 11.46 WIB.
Eliasa, Eva. 2012. Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solusinya. Jogjakarta: UNY.
Grehenson, Gusti. 2011. Dukung Percepatan MDGs, Mahasiswa Deklarasi Youth Millennium Drive. (http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=4187). Diaskes pada 20 November 2014 pukul 11.46 WIB.
Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 2011. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.
Saragih, Arion. 2014. Peran Pemuda Menghadapi Pasar Bebas ASEAN. (http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/02/25/peran-mahasiswa-menghadapi-pasar-bebas-asean-634662.html). Diakses pada 20 November 2014 pukul 11.46 WIB.

United Nation. 2008. Millennium Development Goals. Geneva: UN.