STUDI PENYEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN PASURUAN
- Pendahuluan
Sungai Porong merupakan anak sungai Brantas. Sungai porong berperan sebagai jalur pelayaran bagi kapal-kapal kecil nelayan dan karena di muara sungai Porong terdapat delta yang dinamai Pulau Dem dan Pulau Tujuh yang digunakan sebagai area tambak. Proses pendangkalan yang terjadi di muara sungai Porong mengganggu jalur pelayaran.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebaran sedimen tersuspensi di perairan sekitar muara sungai Porong. Manfaatnya untuk mengetahui potensi pendangkalan di muara sungai Porong dan sekitarnya.
- Metode dan Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sebagai berikut:
- Data pasangs surut
- Dara arus
- Dara sedimen dasar
- Data sedimen tersuspensi
Data sekunder yang digunakan adalah:
- Data debit sungai Porong Bulan April 2008
- Data angin Juanda 9-24 April April 2009
- Peta Bathimetri Jawa-Pantai Utara Surabaya hingga Selat Bali
2.1. Pengambilan Data Arus
Teknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan pendekatan Lagrangian atau Eulerian dengan menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) tipe frekuensi 600Hz. Cara kerjanya dengan melalui gelombang akustik yang dipantulkan melalui transducer dan merambat ke kolom air.
2.2. Pengambilan Data Pasut
Pengamatan pasang surut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut di lokasi penelitian. Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat data tinggi muka air laut pada setiap interval waktu 1 jam. Rentang waktu pengamatan pasans surut yang dilakukan adalah 15 hari. Cara yang paling sederhana untuk mengamati pasang surut dilakukan dengan palem atau rambu pangamat pasang surut.
2.3. Pengambilan Data Sedimen
Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan dua alat, yaitu sedimen grab untuk mengambil contoh sampel sedimen di muara, sedangkan untuk pengambilan contoh sampel sedimen di sekitar perairan muara sungai Porong diambil dengan menggunakan gravity core grab. Pengambilan contoh sedimen yang tersuspensi digunakan Botol nansen (water sampler).
- Pengolahan Data
3.1. Pengolahan Data Arus
Pengambilan data arus dilakukan dengan teknik pengukuran Lagragian. Dalam proses perekaman data arus didapat juga koordinat titik pengukuran. Data yang didapat dikelompokkan untuk tiap waktu pengukuran 30 menit. Data kecepatan arus dalam cm/s diubah ke satuan m/s.
3.2. Pengolahan Data Pasut
Data yang diperoleh di lapangan diolah dengan menggunakan metode admiralty untuk menentukan dinilai MSL,HHWL dan LLWL serta tipe pasang surut.
3.3. Pembuatan Desain Model
Dalam pembuatan model ini menggunakan modul RMA2 untuk pola sirkulasi arus dan menggunakan modul SED2D untuk pola sebaran sedimen tersuspensi. Untuk menjalankan modul SED2D, harus menjalankan modul RMA2 terlebih dahulu karena solusi dari RMA2 akan digunakan sebagai dasar dari modul SED2D.
- Hasil dan Pembahasan
Pengamatan Pasang Surut dilakukan di kolam pelabuhan Indonesia Power Pasuruan dengan koordinat 11301’38,97” BT dan 7o38’41,89” LS. Berdasarkan perhitungan dengan metode Admiralty didapatkan tinggi muka air laut (MSL) 195,141 cm, pasang tertinggi (HHWL) 356,005 cm dan surut terendah (LLWL) 34,277 cm. Pengamatan bilangan formzal didapatkan 0,672 dan bertipe campuran cenderung ganda
4.1.
Kondisi
Sediment Dasar
Pengambilan sampel sedimen
dasar di perairan muara Sungai Porong tersebar pada 30 stasiun. Kandungan serta
jenis sedimen dasar untuk tiap stasiun dapat dilihat pada tabel berikut:
4.2. Hasil Simulasi Pola Arus Dasar
Pemodelan RMA2 menghasilkan
peta pergerakan arus perairan muara sungai Porong. Kondisi tersebut diwakili
dengan vektor arus yang memperlihatkan arah dan kecepatan arus yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil model didapatkan pola pergerakan arus di sekitar perairan
muara sungai porong pada saat surut menuju pasang berorientasi dari Timur ke
Barat kemudian membelok ke utara saat mendekati garis pantai.
4.3.
Hasil
Simulasi Pola Sedimen Tersuspensi
Simulasi sebaran sedimen
tersuspensi dilakukan dengan modul SED2D. Daerah studi yang ditinjau sama
dengan daerah studi untuk simulasi pola arus. Hasil simulasi konsentrasi sedimen tersuspensi ini
dipengaruhi oleh arus, hasil model arus dengan RMA digunakan sebagai dasar
untuk simulasi konsentrasi sedimen tersuspensi ini. Simulasi dilakukan dengan
data masukan konsentrasi sedimen tersuspensi diberikan secara konstan selama 15
hari dan dengan besar yang sama. Kondisi perairan diasumsikan untuk 1 masukan
sungai saja yaitu sungai porong.
4.4.
Pasang Surut
Dengan menggunakan metode
admiralty diperoleh nilai MSL, HHWL, LLWL digunakan sebagai data acuan untuk
jalur transportasi air yang menggunakan perairan muara sungai Porong dan
sekitarnya. Saat air mengalami surut terendah (LLWL) yaitu 34,277 cm, dari
hasil pengamatan di lapangan air laut surut hingga mencapai 1 km dari garis
pantai muara sungai Porong. Dari hasil perhitungan
nilai F (bilangan Formzahl) diperoleh nilai 0,672 tipe pasang surutnya campuran
cenderung ganda. Hal ini sesuai dengan peta sebaran pasang surut di perairan
Indonesia pada gambar 16 seperti yang terdapat dalam Triatmodjo (1996) bahwa
tipe pasang surut kawasan teluk sekitar selat Madura yaitu campuran cenderung
ganda.