Menjadi sebuah perusahaan UMKM
Sosial Bisnis pertama dan satu-satunya di Kabupaten Tulungagung membuat KPM
Segara menjadi barometer gerakan sosial pemberdayaan ekonomi khususnya di
pesisir. Hal ini secara tidak langsung menjadi beban moral terhadap kami (khususnya
saya) untuk terus menciptakan inovasi baru dan memperluas dampak positif yang
diberikan.
Mendeklarasikan diri sebagai UMKM
Sosial Bisnis membuat KPM Segara harus bekerja ekstra dari bisnis konvensional
biasa. Secara umum bisnis UMKM Konvensional biasa hanya mencari keuntungan,
mengumpulkan materi, tanpa mengukur dampak positif terhadap sekitar. Menjadi sosial
bisnis berarti memberikan ruang bergerak untuk aktif di bidang sosial dengan
menyisihkan keuntungan untuk mendukung program yang sudah disusun. Pemberdayaan
masyarakat adalah agenda utama untuk membangkitkan ekonomi di kawasan pesisir,
hal ini didasarkan azas keberlanjutan untuk mencapai tujuan utama kami,
konservasi!
Konservasi dan pemberdayaan
masyarakat diimplementasikan secara berintegrasi. Tempat pertama yang menjadi
basis Kopi Mangrove Segara adalah pantai Sine, Kec. Kalidawir, Kab.
Tulungagung. Dan pada tanggal 3 Mei 2017, tepatnya hari Rabu #KopiMangroveSegara
mendapatkan kesempatan menggelar training sekaligus workshop diversifikasi
produk olahan mangrove di Pantai Gerangan dan Pantai Brumbun kec.Tanggunggunung, Kab. Tulungagung.
Workshop pemberdayaan Pesisir Diversifikasi Produuk Olahan Pesisir |
Agenda
workshop diversifikasi produk olahan pesisir tersebut terlaksana atas dukungan
penuh dari Dinas Perikanan Kab. Tulungagung (DKP) bekerjasama dengan KPM
Segara. Workshop tersebut diikuti oleh lebih dari 40 orang.
Workshop Diversifikasi Produk di Pantai Gerangan dan Brumbun |
Agenda tersebut dibagi menjadi tida sesi utama. Agenda sesi tersebut adalah sebagai berikut:
1.) Sesi pertama berisi materi tentang potensi dan masalah yang dihadapi pesisir Indonesia,
2.) Materi tentang preservasi buah mangrove dan teknik identifikasi mangrove,
3.) Pengolahan mangrove menjadi kopi mangrove segara.
Ini adalah agenda debut pertama setelah Pantai Sine bagi KPM Segara, sekaligus menjadi bukti komitmen kami untuk memperluas wilayah pemberdayan. Dengan potensi pesisir yang sedemikian besar, ini menjadi peluang sekaligus tantangan yang besar bagi KPM Segara. Agenda pelatihan diikuti ibu-ibu dan nelayan kecil dengan sangat antusias.
Proses Penggorengan Mangrove (sangrai) |
Antusiasme terlihat dari bagaimana ibu-ibu mengikuti setiap tahapan yang dijelaskan oleh fasilitator. Ada 4 fasilitator yang didatangkan khusus untuk agende pemberdayan ini yaitu:
1. Ahmad Shoim (Koordinator Lapang KPM Segara)
2. Ide Ratna Kusumandarari (Bidang Administrasi KPM Segara)
3. Adib Hasani (Kepala Bidang Produksi KPM Segara)
4. Maya Maya (Bidang Hubungan dan Kerja sama KPM Segara)
Fasilitator mendampingi setiap kelompok yang terdiri dari 10 orang. Fasilitator menjelaskan secara teknis bagaimana pengolahan mangrove mentah hingga menjadi kopi yang siap konsumsi. Setiap detail dan ketentuan dijelaskan berdasarkan SOP yang telah disusun oleh tim. Sehingga, setiap proses yang sama akan menghasilkan kualitas produk kopi yang sama.
Dengan demikian saat ini Kopi Mangrove Segara telah memiliki 3 tempat pemberdayaan mangrove yaitu Pantai Sine, Pantai Gerangan, dan Pantai Brumbun. Ekspansi ini adalah wujud dan salah satu parameter untuk mengukur kesuksesan sosial bisnis, Semakin banyak orang yang terlibat, semakin besar juga dampak yang diberikan. Hal ini berarti, sosial bisnis tersebut semakin sukses. KPM Segara bersama Dinas Perikanan Kab, Tulungagung akan terus berusaha melibatkan masyarkat pesisir untuk diberdayakan.
Dengan berada di fase ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kab. Tulungagung, Masyarakat Pantai Sine, Pantai Brumbun, dan Pantai Gerangan atas antuasisme dan kerjasama yang diberikan, dan tak lupa tim KPM Segara yang sudah bekerja keras untuk terus mengibarkan semangat konservasi dan pemberdayaan pesisir. Mari kita tingkatan kerja kita untuk kemandirian pesisir Indonesia!