Definisi Hydrothermal Vent
Hydrothermal vent
merupakan hasil dari peresapan air laut melalui celah di kerak samudera disekitar zona subduksi yaitu tempat dimana
terdapat 2 lempeng tektonik yang menjauh satu sama lain. Air
laut yang dingin akan dipanaskan oleh magma panas di perut bumi dan akan berinteraksi dengan batuan di sekitar kerak bumi yang mengandung unsur-unsur tembaga, seng, besi,
timah, sulfur, dan silica, yang
kemudian keluar melalui vent. Suhu air
laut di hydrothermal vent mencapai lebih dari 340° C atau 700° F. Air yang keluar dari hydrothermal vent tidak
mendidih karena adanya tekanan
yang ekstrim di laut dalam,
dimana hydrothermal vent itu terbentuk
(NOAA, 2013).
Gambar 1. Proses Hydrothermal Vent
Sumber : Google image, 2015
Tipe Hydrothermal Vent
Terdapat 2 tipe vent berdasarkan kandungan bahan kimianya
yaitu Black Smokers dan White Smokerss. Black Smokerss merupakan
hydrothermal vent yang mengeluarkan partikel sulfida gelap yang merupakan kelompok bahan mineral yang
mengandung sulfur. Black
Smokers di laut dalam terbentuk karena adanya dorongan sirkulasi dan pemanasan air laut di
kedalaman 2-8 km di kerak samudera. Proses terjadinya adalah ketika suhu disekitar vent lebih rendah
seperti di Rise Pasifik Timur.
White
Smokers merupakan hydrothermal vent yang
mengeluarkan asap warna
putih karena mineral sulfida yang
mengendap dalam gundukan sebelum
cairan keluar melalui vent (Kelley, 2001). Suhu pada cairan white smokerss lebih dingin yang berkisar
sekitar 250-300 °C dan
mengalir lebih lambat dibandingkan dengan cairan black smokerss. Ukuran cerobong white
smokerss pada umumnya
lebih kecil. Warna putih berasal dari mineral yang
terbentuk pada saat cairan hidrotermal keluar melalui cerobong dan bercampur
dengan air laut.
Dalam white smokerss, cairan hidrotermal
bercampur dengan air laut di bawah dasar laut. Oleh karena itu,
mineral-mineral hitam terlebih dahulu terbentuk di bawah dasar laut sebelum cairan
hidrotermal keluar melalui cerobong. cairan hidrotermal keluar melalui cerobong berbentuk seperti kristal-kristal kecil
silika. Reaksi kimia yang lain membentuk mineral putih yang disebut anhidrit. Kedua mineral ini
merubah warna cairan hidrotermal yang keluar melalui cerobong menjadi putih.
Gambar 2. Balck Smoker
Sumber : Google image, 2015
Gambar 3. White Smokers
Proses Kimia di Hydrothermal
Vent
Saat asap
hydrothermal vent keluar, akan memicu terjadinya rekasi kimia. Sulfur dan bahan
kimia lainnya yang keluar membentuk vent yang kaya akan bahan kimia dan deposit
mineral didasar laut. Cairan yang keluar juga mengandung bahan kimia yang
menjadi sumber makanan
bagi mikroba di dasar laut yang jauh dari penetrasi sinar matahari.
Mikroba di hydrothermal vent tidak mengandalkan fotosintesis untuk mengubah
karbon dioksida menjadi karbon organik, tetapi mengandalkan proses kemosintesis. Mikroba ini menggunakan bahan kimia seperti hidrogen sulfida untuk menyediakan sumber energi yang mendorong proses metabolisme dan akan
mendukung kehidupan bagi organisme
yang ada di hydrothermal vent, dimana .
Fotosintesis hanya dapat terjadi di darat dan di perairan dangkal yang memanfaatkan sinar matahari untuk membuat makanan. Sedangkan kemosintesis adalah proses
dimana makanan (glukosa) dibuat oleh bakteri dengan menggunakan bahan kimia
sebagai sumber energi. Kemosintesis terjadi
di sekitar hydrothermal vent di mana sinar matahari tidak ada. Selama proses kemosintesis, bakteri yang hidup di
dasar laut atau bakteri yang bersimbiosis dengan organisme laut dalam menggunakan energi yang
tersimpan dalam ikatan kimia hidrogen sulfida dan metana untuk membuat glukosa
dari air dan karbon dioksida yang terlarut dalam air laut.
Proses Kemosintesis
Gambar 4. Proses Kemosintesis
Sumber : Google image, 2015
1. Air panas yang keluar dari ventilasi hidrotermal dijenuhkan
dengan bahan kimia terlarut
2. Bakteri menyerap hidrogen
sulfida dan karbon dioksida dari
air ventilasi dan
oksigen dari air laut
3. Bakteri menggunakan energi
yang dilepaskan dengan mengoksidasi sulfur untuk membuat molekul
organic
4. Bakteri tumbuh dan berkembang biak, dan dimakan atau host
sebagai simbion internal
dengan hewan lain
Referensi:
Jannasch,
Holger W. 1989. Sulphur Emission And Transformations At
Deep Sea Hydrothermal Vents. SCOPE
Published
Kelley, D.S. 2001. Black Smokerss: Incubators on the
Seafloor. In: Earth Inside and Out, (ed. E. Mathez) American Museum of
Natural History, 184-189, The New Press, New York.
NOAA. 2013. A Hydrothermal Vent Forms when Seawater
Meets Hot Magma, (http://oceanservice.noaa.gov/facts/vents.html) diakses tanggal 6 Mei 2015.
WHOI. 2015. Hydrothermal Vents : Woods Hole
Oceanographic Institution (http://www.whoi.edu/main/topic/hydrothermal-vents) diakses tanggal 6 Mei 2015.
0 comments:
Post a Comment