BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Logam
berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan
biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).
Logam berasal dari kerak bumi. Logam di gunakan oleh
manusia untuk berbagai jenis peralatan dan berperan penting dalam sejarah
peradaban manusia. Logam mula mula diambil dari pertambagan dalam
kerak bumi, kemudian di cairkan dan dimurnikan dalam pabrik menjadi
logam murni. Logam ini kemudian dibentuk sesuai dengan yang di
kehendaki misalnya, sebagai perhiasan(emas, perak), peralatan pertanian (besi),
dan dapat digunakn sebagai bahan pengganti energi minyak (uranium)
Logam sangat diperlukan dalam proses kehidupan
organisme. Secara umum
dibagi atas 2 bagian, yaitu logam esensial dan non esensial. Logam esensial
adalah logam yang sangat diperlukan oleh organisme untuk membantu proses
fisiologis, terutama sebagai kofaktor enzim atau untuk pembentukan organ.
Sedangkan logam non esensial adalah logam yang peranannya dalam tubuh belum diketahui
dan biasanya dalam jaringan hewan dalam jumlah yang sedikit dan dapat merusak
organ jika terdapat dalam jumlah yang tinggi (Darmono, 1995).
Clark (2002) menjelaskan bahwa, dilihat dari aspek
biologi, logam dibagi atas 3 kelompok, yaitu logam ringan, logam transisional
dan metalloid. Logam ringan
secara normal ditranspor sebagai kation yang mobile dalam
larutan encer, seperti Na, K dan Ca. Logam transisional adalah logam yang
esensial pada konsentrasi rendah, tetapi dapat menjadi toksik pada konsentrasi
tinggi, misalnya Fe, Cu, Co dan Mg. Metaloid adalah logam yang umumnya tidak
diperlukan untuk aktivitas metabolisme dan toksik terhadap sel pada konsentrasi
yang rendah, misalnya Hg, Pb, Sn, Se dan As.
Disamping
menguntungkan, logam dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan bahaya bagi
organisme baik kronis maupun akut. Pencemaran lingkungan oleh logam berat
seperti Hg, Cd, dan Pb membahayakan kesehatan manusia dan organisme yang lain.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih
besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia
sehari-hari.Dalam tabel
periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor
atom 26.Besi juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Logam
Besi (Fe)
Besi memiliki
simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih keperakan,
liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam
golongan VIII, dengan berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat
jenis 7.86g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain
1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang
dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus
dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi
baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran
beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon). (Eaton Et.al,
2005; Rumapea, 2009 dan Parulian, 2009).
B. Manfaat Logam
Besi (Fe)
Besi adalah logam yang memiliki banyak manfaat bagi
kehidupan manusia di bumi.Tidak dapat dibayangkan apabila manusia modern
sekarang ini belum/tidak bisa memanfaatkannya, mungkin umat manusia masih
berada di jaman batu.
Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila
dibandingkan dengan pemanfaatan dari logam-logam yang lain. Kita dapat dengan
mudah melihat disekeliling kita banyak perabotan, alat2 pertukangan, alat
transportasi dan bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan besi baja sebagai tiang2
penahannya.
Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup
banyak dialam, adalah merupakan salah satu logam yang paling reaktif dan paling
vital bagi mahluk hidup. Dalam system peredaran darah, dengan kadar tertentu
besi berada dalam sel darah merah (Erythrocyte) dan bertugas untuk mengikat
Oksigen ( O2 ) yang sangat penting bagi proses pembakaran yang
terjadi dalam sel2 tubuh.
Fungsi
zat besi:Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan
menghilangkan racun dari tubuh.
Efek
jika kekurangan: Bagian bawah kelopak mata berwarna pucat dan mudah
lelah.
Efek
jika kelebihan:Dapat menyebabkan pembengkakan pada hati. Zat besi dapat
mencegah penyerapan obat.Sebaiknya
tidak dikonsumsi berlebihan jika sedang mengkonsumsi suatu obat agar khasiat
obat tidak terbuang percuma.Zat besi yang berlebih dapat menyebabkan
pembengkakan pada hati dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat
tembaga.
C. Sifat-sifat
Logam Besi (Fe)
Logam
murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di
udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.Memiliki 4 bentuk
allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700,
928, dan 1530oC.Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah
menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak
berubah.Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat aneh.Besi pig adalah alloy
dengan 3% karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon, mangan dan fosfor.
Besi
bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk
menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang
dari 0.1% karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya
memiliki struktur berserat.
Baja
karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si. Alloy baja adalah
baja karbon dengan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan lain-lain. Besi
relatif murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan logam yang sangat
penting.
D. Pengaruh
Besi (Fe) Terhadap Kesehatan Manusia
Senyawa
besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk
sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian
diperoleh dari air.Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh
dapat menimbulkan masalah kesehatan.Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak
dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah
warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.
Air
minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi.Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.Kematian
sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari
1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila
kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
berbau seperti telur busuk.
Gangguan
fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya
warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terfarutnya
> 1,0 mg/l.
Pada
Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang
berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi
sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan
mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes.Hemokromatis sekunder terjadi karena
transfusi yang berulang-ulang.Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh
sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek
disekresikan.
Hal-Hal
yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air:
1. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.
1. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.
2. pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan berasa.
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan berasa.
3. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.
4. Bakteri besi
Bakteri
besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan Sphoerothylus )
adalah bakteri yang dapat mengambil unsur ber dari sekeliling lingkungan
hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam
aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan makanan
dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan
presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan.
Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan banyak
terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi
lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO2 dengan kadar yang cukup
tinggi.
E. Pencemaran
Besi (Fe) Terhadap Lingkungan
Air
tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemar. Dua sumber utama
kontaminasi air tanah ialah kebocoran bahan kimia organik dari penyimpanan
bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah
industri yang ditampung dalam kolam besar diatas atau di dekat sumber air.
Persyaratan
bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu ditentukan oleh 4 (empat)
aspek yaitu : persyaratan fisis, kimia, biologis, radiologis. Persyaratan fisis
ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau maupun rasa.Persyaratan
kimia ditentukan oleh konsentrasi bahan-bahan kimia seperti Arsen, Clhor,
Tembaga, Cyanida, Besi dan sebagainya.Persyaratan biologis ditentukan baik oleh
mikroorganisme yang pathogen, maupun yang non pathogen.
Air
sumur bor merupakan salah satu jalan yang ditempuh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, namun tingginya kadar ion Fe (Fe2+, Fe3+) yaitu 5 - 7
mg/l mengakibatkan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dipergunakan, karena telah melebihi standar yang telah di tetapkan oleh
Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang
air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/l. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menurunkan kadar besi (Fe2+,Fe3+) dalam air adalah dengan cara aerasi.
Teknologi ini juga dapat kombinasikan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Besi
adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi,
pada semua lapisan geologis dan semua badan air.Pada umumnya besi yang ada di
dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe3+.
Kandungan
ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air sumur bor berkisar antara 5 – 7 mg/L. Tingginya
kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan keadaan struktur tanah.
Struktur tanah dibagian atas merupakan tanah gambut, selanjutnya berupa lempung
gambut dan bagian dalam merupakan campuran lempung gambut dengan sedikit pasir.
Besi
dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga (Fe3+) .
Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4 tergantung
dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah
bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari sumber
lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan
– endapan buangan industri.
Adapun
besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki – tangki besi adalah akibat
dari beberapa kodisi, di antaranya : 1) Akibat pengaruh pH yang rendah
(bersifat asam), dapat melarutkan logam besi. 2) Pengaruh akibat adanya CO2
agresif yang menyebabkan larutnya logam besi. 3) Pengaruh banyaknya O2 yang
terlarut dalam air yang dapat pula. 4) Pengaruh tingginya temperature air akan
melarutkan besi-besi dalam air. 5) Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan
besi. 6) Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.
Besi
terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau kation ferri
(Fe3+).Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi
terlarut dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe
(OH)3, FeO, Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih
diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l.
Apabila
kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan
berbagai masalah, diantaranya :
1. Gangguan
Teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif
terhadap pipa dan akan mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan
pembuntuan dan efek-efek yang dapat merugikan seperti Mengotori bak yang
terbuat dari seng. Mengotori wastafel dan kloset.
2. Gangguan
Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan
oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan
terasa tidak enak bila konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.
3. Gangguan
Kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil
di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana
tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.Tetapi zat Fe
yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah
kesehatan.Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe,
sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi
hitam karena akumulasi Fe.Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan
rasa mual apabila dikonsumsi.Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding
usus.Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe
yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit.
Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau
seperti telur busuk.
Pada
Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang
berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi
sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan
mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes.Hemokromatis sekunder terjadi karena
transfusi yang berulang-ulang.Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh
sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek
disekresikan.
F. Masuknya
Besi ke Dalam Tubuh Manusia
Zat
besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar diserap
(10-15%).Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang
memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan
tubuh.
Kelebihan
zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus,
penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir,
gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit,
diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit kepala,
gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia,
sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis,
nausea, nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia,
sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala, strabismus,
gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.(Parulian,
2009 dan Paul C. Eck, Et.al., 1989).
Besi
(Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika
kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut. Besi
(Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut dengan “transferin” berperan
untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe)
juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo
protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan menjadi
akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga
dapat diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru.
Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan
darah yang berat yang sering terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan,
lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi (Fe) menimbulkan gejala anemia
seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing,
diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung
serta terasa dingin pada tangan dan kaki.(Rumapea, 2009 dan Siregar,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad bin
Jusoh. Et. al. 2005. Study on the Removal of Iron and Manganese in Groundwater
by Granular Activated Carbon. Santa Margherita – Italia : Elsevier.
Anonim. Iron
and Manganese Removal. Minnesota – USA : SDWA
Alaerts, G. dan
Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Arifin.
2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi,
Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air
Minum Cikokol, Tangerang.
0 comments:
Post a Comment