Tuesday, December 9, 2014

INTRODUCTION OF MIRADI SOFTWARE


1.      Pengertian Miradi
Sumberdaya alam yang terbatas menyebabkan dibentuknya suatu sistem yang disebut konservasi, konservasi memiliki beberapa pandekatan agar sumberdaya alam yang masih ada tetap terjaga. Hasil yang didapatkan akan digunakan untuk mengawasi apakah pola konservasi yang digunakan dapat berhasil atau tidak, serta proses yang dilalui sesuai dengan perencanaan konservasi atau tidak. Tetapi terdapat beberapa isu yang masih menghampiri, yakni terdapat fakta bahwa banyak proyek konaservasi yang memiliki target hingga populasi suatu biota atau pun habitatnya dapat kembali seperti semula setelah konservasi , hanya dapat dilihat setelah beberapa tahun kedepan setelah konservasi itu dilaksanakan. Pengawasan jangka panjang untuk spesies atau habitat yang dikonservasi memungkinkan dalam teori, terapi pengawasan seperti ini sering menjadi hambatan di kedaaan yang sebenarnya. Pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk memprediksi sukses atau tidaknya suatu pola konservasi dapat menggunakan data jangka panjang berdasarkan perubahan status dari target konservasi. Selain itu diperlukan perencanaan serta dukungan alat yang memadai untuk membentuk suatu pola konservasi yang baik. Sebuah organisasi dan penelitian yang disebut CCF (Cambridge Conservation Forum) menggunakan pola konservasi konseptual yang dibantu dengan aplikasi perangkat lunak untuk membangun konservasi secara konseptual yang baik. CCF menggunanakn pola dan alat yang menggunakan pendekatan terstandarisasi untuk meningkatkan catatan yang akan digunakan untuk identifikasi serta pengamatan pada banyak aktifitas di lingkungan konservasi. Alat yang digunakan membentuk keterkaitan serta keberlanjutan antara konservasi yang sudah ada sekarang dengan hasil berantai yang akan di hasilkan serta menggunakan alat dalam implementasi pendekatan, seperti Miradi yang berdasarkan CMP’s Open Standards yang digunakan untuk membantu mengukur dan memanajemen perencanaan konservasi (Kapos Valerie, 2009).
Standar terbuka (the Open Standard) digunakan untuk menggambarkan proses yang umumnya dibutuhkan untuk mensukseskan implementasi dalam suatu proyek konservasi. Open Standard bukanlah suatu patokan yang harus dijalani, tetapi menjadi pedoman dalam menentukan suatu proyek manajemen. Dan juga menjadi kerangka untuk pengembangan Miradi Adaptive Management Software Program. Banyak dokumen yang dapat dihasilkan dari aplikasi ini, aplikasi ini juga berjalan sesuai dengan beberapa tahap dalam open standard. Misalnya software ini dapat memberikan beberapa tool untuk memvisualisaikan dan membuat dokumen untuk daerah yang ingin dikonservasi, apa ancaman serta peluang yang dapat mempengaruhi targek konservasi yang ingin dicapai, apakah ancaman terbesar yang dapat mengancam konservasi itu sendiri, seberapa besar pengaruh kegiata mereka dalam suatu lokasi, dan bagaimana peneliti yang akan mengkonservasi dapat menggunakan rencana yang sudah tersusun dengan baik dan biaya yang murah. Miradi memiliki beberapa versi terjemahan, serta  beberapa produk menyertakan sebuah website yang berkaitan dengan aplikasi Miradi untuk menampilkan data dengan kualitas tinggi serta terdapat versi online dari Miradi yang akan memfasilitasi lebih banyak data, untuk jangka waktu yang panjang serta dapat digunakan untuk memasukkan data online dan manipulasi data (Richard, 2013).
Miradi adalahSebuah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk pengelolaan proyek-proyek lingkungan yang kompleks. Piranti lunak Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa peserta bersemangat untuk menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk mengkaji dan member masukan langkah-langkah awal proses perencanaan. (Kamariah Ismail, 2012).
Dalam teori tentang perubahan (TOC), mengembangkan model logika formal hasil menggunakan paket perangkat lunak baru yang disebut Miradi untuk mengukur pencapaian dengan survei, dan sarana lain yang diperlukan. Peneliti evaluasi kadang-kadang menyarankan bahwa situs komunitas kita pilih karena prioritas keanekaragaman hayati mereka mungkin berbeda dari masyarakat biasa (Brett Jenks, 2010).
Miradi adalah sebuah software (perangkat lunak) yang digunakan untuk menunjang dan membantu pekerjaan manusia dibidang desain lingkungan. Menurut Ian (2014), Miradi adalah sebuah kata yang berarti atau global yaitu sebuah program yang bersahabat yang mengizinkan pelaku konservasi alama untuk mendesain, memanage, memonitor, dan belajar dari project mereka untuk menjadi pelajaran yang lebih efektif dari tujuan konservasi pelaku. Program ini membimbing pengguna melalui sebuah seri dari langkah demi langkah menginterview ahli, berdasarkan Open Standard for Practice of Conservation. Sebagai praktisi bekerja melalui langkah ini, Miradi membantu praktisi utntuk menentukan jangkauan project mereka, dan mendesain model yang konseptual dan peta spasial dari project tersebut.
2.      Fungsi Miradi
Miradi adalah sebuah software (perangkat lunak) yang berfunsi untuk membantu tugas manusia. Miradi digunakan untuk para pelaku atau praktisi konservasi. Fungsi utama miradi adalah mendesain, memanage, memonitor suatu proyek konservasi. Miradi bisa menentukan jangkauan proyek dan mendesain model konseptual suatu proyek konservasi dan peta spasial proyek tersebut. Perangkat lunak ini membantu untuk menentuakan prioritas ancaman, mengembangkan objektivitas, aksi, memilihi indicator monitoring untuk mengumpulkan efektivitas strategi. Miradi juga mampu mendukung  pengembangan rencana kerja, pendanaan, dan alat lain untuk membantu praktisi menerapkan dan memanage proyek mereka. Pengguna dapat mengekspor data proyek Miradi untuk diberikan sebagai laporan pada masa depan untuk database utama untuk berbagi informasi mereka dengan praktisi lain (Benetech, 2014).
Software Miradi digunakan dalam upaya untuk menyusun rencana pengelolaan (management plant) suatu kawasan konservasi perairan. Dengan sotware ini pula bisa didapatkan satu dokumen rencana pengelolaan KKP yang disusun dengan program Miradi. Jadi software ini sangatlah berguna dalam penentuan lokasi yang akan dikonservasi karena penentuan wilayah sangatlah penting dalam pembuatan wilayah konservasi. (Wiadnya, 2011).
Software Miradi digunakan untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam di suatu wilayah yang akan tertentu, tentunya dengan membuat konservasi yang berkelanjutan didaerah tersebut. Tujuannya agar di wilayah tersebut tidak terjadi ekploitasi yang berlebihan, walaupun daerah konservasi tidak dipungkiri juga dimanfaatkan atau dieksploitasi dalam jumlah yang kecilnamun hal tersebut tidak mempengaruhi sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut. Software ini sangat berguna untuk penentuan lokasi yang akan dilakukan konservasi. Tentunya dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Antara lain yaitu potensi SDA wilayah tersebut secara berkelanjutan dan dampak yang akan ditimbulkan adanya pembuatan daerah konservasi ini, baikdampakpositive maupun negative. (Rohmat, 2010).
Miradi software digunakan untuk mengembangkan pandangan spesifik dari suatu proyek meliputi model konseptual yang memperlihatkan target biodiversitas, ancaman, dan strategi potensial yang digunakan dalam sebuah proyek untuk mengatasi ancaman. Miradi juga membantu tim untuk mengidentifikasi indikator monitoring yang dibutuhkan untuk menentukan keefektifan dari strategi yang dilaksanakan. Software ini juga membantu tim untuk memprioritaskan tindakan mana yang dibutuhkan terlebih dahulu. Ketika strategi awal telah dilaksanakan, tim kemudian membentuk rencana kerja mengenai tugas - tugas spesifik yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan proyek mereka dengan biaya yang disesuaikan (miradi.org, 2008).

Pada tahun 2008, Benetech, Conservation Measures Partnership (CMP) dan Foundation of Success (FOS) meluncurkan Miradi, perangkat lunak yang berfungsi untuk mendesain, memanajemen, memonitor, dan mempelajari suatu proyek untuk menguji keefektifan proyek tersebut terhadaptujuan konservasi. Miradi menjadi perangkat lunak unggulan untuk proyek manajemen adaptif dan perencanaan konservasi. Perangkat ini digunakan di lebih dari 170 negara dengan pengguna mulai dari badan konservasi besar hingga kelompok lokal dan regional, peneliti, nonprofit, forprofit, dan lembaga pemerintahan (benetech.org, 2014).
3.      Implementasi Miradi
Piranti lunak Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa peserta bersemangatuntuk menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk mengkaji dan memberi masukan langkah-langkah awal proses perencanaan (Yudi, 2010).
Miradi 2.0 membantu tim konservasi desain model konseptual lokasi proyek mereka, memprioritaskan ancaman, dan memilih indikator pengawasan untuk menilai efektivitas strategi mereka. Praktisi dapat mengekspor data proyek Miradi laporan memberikan dan format yang bisa dibagi dengan pengguna lain Miradi. Miradi adalah kata Swahili yang berarti "proyek" atau "tujuan."
Perangkat lunak Miradidigunakan untuk menetapkan peringkat ancaman langsung yang telah mereka identifikasi. Peringkat ini berguna untuk:
1.      Mengidentifikasi “sasaran” dengan peringkat tertinggi (Hutan Pesisir, Merpati Andrea, Semak BerduriPesisir, atau Vegetasi Pantai & Pasir/Burung Laut)
2.      Mengidentifikasi ancaman dengan peringkat tertinggi yang berdampak pada sasaran” ini Perangkat lunak Miradisecara otomatis menangkap sasaran dari Model Konsep,memunculkan mereka sejajar dengan “X” axis dan dengan ancaman langsung yang sejajar dengan Y axis.
Miradi mrupakan manajemen proyek perangkat lunak yang dirancang oleh praktisi konservasi, untuk memudahkan atau di tujukan pada praktisi konservasi. Dibangun sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan dan pengukuran praktik terbaik yang diadopsi oleh CMP, contoh dan beberapa tampilan membuat menggunakan Miradi seperti memiliki panduan manajer proyek ahli Anda melalui perencanaan, monitoring dan pelaporan pada pekerjaan . Miradi memudahkan bagi siapa saja untuk membuat proyek konservasi keanekaragaman hayati kelas dunia.
4.  Contoh Penggunaan Miradi
Telah diadakan Workshop Stakeholder yang mengambil tema “Melestarikan Sumberdaya Alam Bali Barat” pada tanggal 5 Pebruari 2009 di Balai Desa Sumberklampok. Workshop stakeholder tersebut menghasilkan Model konsep awal untuk kawasan TNBB (Taman Nasional Bali Barat) yang terdiri dari dua sasaran konservasi, yaitu hutan hujan dataran rendah dan populasi Jalak Bali. Model konsep hasil dari workshop Stakeholder dimasukkan ke perangkat lunak Miradi yang digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan klasifikasi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN (Rare Headquarters, 2014).
Bangladesh Tiger Action Plan (BTAP) telah dikembangkan untuk menyediakan pedoman untuk Sundarbans dan upaya konservasi harimau selama delapan tahun ke depan dari tahun 2009 hingga 2017. Namun, tambahan penilaian dan peringkat ancaman diperlukan untuk membantu kegiatan konservasi fokus di bawah BTAP. Tujuan dari penelitian ini karena itu adalah untuk (1) mengatur ruang lingkup proyek dan konservasi target, (2) menilai kelayakan target konservasi, (3) mengidentifikasi dan ancaman peringkat untuk konservasi target, dan (4) menetapkan batas waktu untuk pengurangan ancaman. Untuk melakukan hal tersebut maka digunakan perangkat lunak Miradi dan pendekatan penilaian ancaman yang dikembangkan oleh The Nature Conservancy (Aziz et,al., 2010 ).

MIRADI merupakan sebuah software yang dirancang untuk membuat manajemen adaptif bagi perencanaan wilayah konservasi. Tim yang akan merencanakan wilayah konservasi bisa mengunduh software MIRADI melalui website nya www.miradi.org secara gratis dan menginstall nya di laptop. Setelah terinstall di laptop, maka kita sebagai perencana proyek konservasi akan di beri langkah-langkah melalui beberapa pertanyaan mulai dari proses mendesain, memanajemen, mengawasi dan mengetahui standar yang paling baik dan diuji oleh organisasi konservasi dunia (Miradi, 2014).
Sebagai contohnya yaitu proyek Perencanaan Konservasi dalam konteks Lintas-budaya: Proyek Negara Sehat Wunambal Gaambera di Kimberley, Australia Barat. Perencanaan proyek konservasi ini menggunakan software Open Standards for the Practice of Conservation, Miradi planning software dan ConPro database. Software Open Sandards dipersiapkan untuk menyatukan konsep umum, pendekatan dan terminologi dalam program desain, manajemen dan pengawasan konservasi. MIRADI sendiri digunakan untuk mendukung software Open Standards dalam mengatur hubungan informasi diantara banyak tujuan, strategi dan tindakan yang bisa digunakan daripada harus mencobanya satu persatu secara manual (Moorcroft et al, 2012).
Contoh lain penggunaan MIRADI yaitu pada Perencanaan Konservasi Biodiversitas di Sungai St. Marys di Kanada-Amerika Serikat. MIRADI selain berfungsi untuk mendesain, memanajemen, mengawasi dan mempelajari proyek agar bisa secara efektif mencapai tujuan dari konservasi, juga mampu membantu dalam mengutamakan ancaman, pengembangan objektif dan tindakan, dan dalam memilih strategi pengawasan yang dapat membantu meningkatkan strategi konservasi. Pada sungai St. Marys, MIRADI akan mengkategorikan KEA (Key Ecological Attribute) kedalam bentuk landscape, kondisi, dan ukuran. Konteks landscape mengacu pada ciri yang berhubungan dengan lokasi, geologi, hidrologi, dan fire regime. Ciri pada kondisi mungkin mengandung informasi tentang kualitas spesies atau komunitas. Ukuran dalam KEA mengacu pada kejadian spesies, ukuran populasi, atau tingkat habitat. MIRADI juga mampu memberi peringkat pada ancaman yang ada pada suatu habitat yang akan dijadikan wilayah konservasi dengan mengkombinasikan nilai algoritmanya (Harris et al, 2009).
Dua utama CAP alat yang digunakan dalam pengembangan laporan ini: 1) The CAP Workbook, program berbasis Excel di mana pengguna memasukkan informasi ekologi yaitu target konservasi dan atribut ekologi, kelangsungan hidup peringkat target, persentase target yang diperlukan untuk tujuan konservasi, ancaman dan tekanan untuk target tersebut, tingkat anancaman, pemantauan rencana dan strategi pembangunan didasarkan pada ancaman peringkat tertinggi. Produk akhir yang mengakibatkan table ringkasan yang berguna untuk mengevaluasi dan menetapkan prioritas. 2) Miradi perangkat lunak manajemen proyek, yang membantu manajer proyek Konservasi menggambarkan, melacak dan memonitor strategi mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M.A., et.al,. 2010. Bangladesh Tiger Action Plan 2009 – 2017 Threat Assessment. http://marineworldheritage.unesco.org. Diakses pada 29 November 2014 Pukul 12.44 WIB.
Benetech. 2014. Miradi Environment. (http://www.benetech.org.our-program/environment/). Diakses pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.22 WIB.
Harris, Robyn, Brad Kinder, Adrienne Marino, Vanessa Parker-Geisman and Tamatha Patterson. 2009. The St. Marys River Watershed: Planning for Biodiversity Conservation. Thesis. Master of Science in Natural Resources and Environment University of Michigan April 2009.
Ian. 2014. IAN Seminar Series. (http://ian.umces.edu/seminarsseries/ seminar/102/open_standards_for_thepractice_of_conservation_and_miradi_software_2014-10-07/). Diakses pada Diakses pada pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.27 WIB.
Interview with Brett Jenks, President & CEO, Rare. Evaluation and Program Planning 33 (2010) 191–193.
Ismail Kamariah., Mir HossainSohel., UmeeNorAyuniza. 2012. Technology social venture: A new genré of social Entrepreneurship. Procedia - Social and Behavioral Sciences 40 429 – 434.
Kapos, Valerie. 2009. Outcomes, not Implementation, Predict Conservation Success. Flora and Fauna International, on yx 43(3): 336-342.
Miradi, 2014. MiRADi Adaptive Management Sofware for Conservation Projects: Introduction to the Software. http://www.miradi.org. Diakses pada 28 November 2014 pukul 19.44 WIB
Miradi. 2014. Welcome to Miradi. (http://miradi.org). Diakses pada pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.25 WIB.
Moorcroft, Heather et al. 2012. Conservation planning in a crosscultural context: the Wunambal Gaambera Healthy Country Project inThe Kimberley,Western Australia. Ecological Managemen & Restoration Vol. 13 No. 1 January 201

0 comments: