Sumberdaya
alam yang terbatas menyebabkan dibentuknya suatu sistem yang disebut
konservasi, konservasi memiliki beberapa pandekatan agar sumberdaya alam yang
masih ada tetap terjaga. Hasil yang didapatkan akan digunakan untuk mengawasi
apakah pola konservasi yang digunakan dapat berhasil atau tidak, serta proses
yang dilalui sesuai dengan perencanaan konservasi atau tidak. Tetapi terdapat
beberapa isu yang masih menghampiri, yakni terdapat fakta bahwa banyak proyek
konaservasi yang memiliki target hingga populasi suatu biota atau pun
habitatnya dapat kembali seperti semula setelah konservasi , hanya dapat
dilihat setelah beberapa tahun kedepan setelah konservasi itu dilaksanakan.
Pengawasan jangka panjang untuk spesies atau habitat yang dikonservasi
memungkinkan dalam teori, terapi pengawasan seperti ini sering menjadi hambatan
di kedaaan yang sebenarnya. Pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk
memprediksi sukses atau tidaknya suatu pola konservasi dapat menggunakan data
jangka panjang berdasarkan perubahan status dari target konservasi. Selain itu
diperlukan perencanaan serta dukungan alat yang memadai untuk membentuk suatu
pola konservasi yang baik. Sebuah organisasi dan penelitian yang disebut CCF
(Cambridge Conservation Forum) menggunakan pola konservasi konseptual yang
dibantu dengan aplikasi perangkat lunak untuk membangun konservasi secara
konseptual yang baik. CCF menggunanakn pola dan alat yang menggunakan
pendekatan terstandarisasi untuk meningkatkan catatan yang akan digunakan untuk
identifikasi serta pengamatan pada banyak aktifitas di lingkungan konservasi.
Alat yang digunakan membentuk keterkaitan serta keberlanjutan antara konservasi
yang sudah ada sekarang dengan hasil berantai yang akan di hasilkan serta
menggunakan alat dalam implementasi pendekatan, seperti Miradi yang berdasarkan
CMP’s Open Standards yang digunakan untuk membantu mengukur dan memanajemen perencanaan
konservasi (Kapos Valerie, 2009).
Standar
terbuka (the Open Standard) digunakan untuk menggambarkan proses yang umumnya
dibutuhkan untuk mensukseskan implementasi dalam suatu proyek konservasi. Open
Standard bukanlah suatu patokan yang harus dijalani, tetapi menjadi pedoman
dalam menentukan suatu proyek manajemen. Dan juga menjadi kerangka untuk
pengembangan Miradi Adaptive Management Software Program. Banyak dokumen yang
dapat dihasilkan dari aplikasi ini, aplikasi ini juga berjalan sesuai dengan
beberapa tahap dalam open standard. Misalnya software ini dapat memberikan
beberapa tool untuk memvisualisaikan dan membuat dokumen untuk daerah yang
ingin dikonservasi, apa ancaman serta peluang yang dapat mempengaruhi targek
konservasi yang ingin dicapai, apakah ancaman terbesar yang dapat mengancam
konservasi itu sendiri, seberapa besar pengaruh kegiata mereka dalam suatu
lokasi, dan bagaimana peneliti yang akan mengkonservasi dapat menggunakan
rencana yang sudah tersusun dengan baik dan biaya yang murah. Miradi memiliki
beberapa versi terjemahan, serta beberapa
produk menyertakan sebuah website yang berkaitan dengan aplikasi Miradi untuk
menampilkan data dengan kualitas tinggi serta terdapat versi online dari Miradi
yang akan memfasilitasi lebih banyak data, untuk jangka waktu yang panjang
serta dapat digunakan untuk memasukkan data online dan manipulasi data
(Richard, 2013).
Miradi
adalahSebuah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk pengelolaan
proyek-proyek lingkungan yang kompleks. Piranti lunak Miradi tak hanya membuat
Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat
visual sehingga beberapa peserta bersemangat untuk menggunakannya pada
proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk
mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya
kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah
(wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk mengkaji dan member masukan
langkah-langkah awal proses perencanaan. (Kamariah Ismail, 2012).
Dalam
teori tentang perubahan (TOC), mengembangkan model logika formal hasil
menggunakan paket perangkat lunak baru yang disebut Miradi untuk mengukur
pencapaian dengan survei, dan sarana lain yang diperlukan. Peneliti evaluasi kadang-kadang
menyarankan bahwa situs komunitas kita pilih karena prioritas keanekaragaman
hayati mereka mungkin berbeda dari masyarakat biasa (Brett Jenks, 2010).
Miradi adalah sebuah software (perangkat
lunak) yang digunakan untuk menunjang dan membantu pekerjaan manusia dibidang
desain lingkungan. Menurut Ian (2014), Miradi adalah sebuah kata yang berarti
atau global yaitu sebuah program yang bersahabat yang mengizinkan pelaku
konservasi alama untuk mendesain, memanage, memonitor, dan belajar dari project
mereka untuk menjadi pelajaran yang lebih efektif dari tujuan konservasi
pelaku. Program ini membimbing pengguna melalui sebuah seri dari langkah demi
langkah menginterview ahli, berdasarkan Open Standard for Practice of
Conservation. Sebagai praktisi bekerja melalui langkah ini, Miradi membantu
praktisi utntuk menentukan jangkauan project mereka, dan mendesain model
yang konseptual dan peta spasial dari project tersebut.
2.
Fungsi Miradi
Miradi adalah sebuah software
(perangkat lunak) yang berfunsi untuk membantu tugas manusia. Miradi digunakan
untuk para pelaku atau praktisi konservasi. Fungsi utama miradi adalah
mendesain, memanage, memonitor suatu proyek konservasi. Miradi bisa menentukan
jangkauan proyek dan mendesain model konseptual suatu proyek konservasi dan
peta spasial proyek tersebut. Perangkat lunak ini membantu untuk menentuakan
prioritas ancaman, mengembangkan objektivitas, aksi, memilihi indicator
monitoring untuk mengumpulkan efektivitas strategi. Miradi juga mampu
mendukung pengembangan rencana kerja,
pendanaan, dan alat lain untuk membantu praktisi menerapkan dan memanage proyek
mereka. Pengguna dapat mengekspor data proyek Miradi untuk diberikan sebagai
laporan pada masa depan untuk database utama untuk berbagi informasi mereka
dengan praktisi lain (Benetech, 2014).
Software
Miradi digunakan dalam upaya untuk menyusun rencana pengelolaan (management
plant) suatu kawasan konservasi perairan. Dengan sotware ini pula bisa
didapatkan satu dokumen rencana pengelolaan KKP yang disusun dengan program
Miradi. Jadi software ini sangatlah berguna dalam penentuan lokasi yang akan
dikonservasi karena penentuan wilayah sangatlah penting dalam pembuatan wilayah
konservasi. (Wiadnya, 2011).
Software
Miradi digunakan untuk menjaga keseimbangan sumber daya alam di suatu wilayah
yang akan tertentu, tentunya dengan membuat konservasi yang berkelanjutan
didaerah tersebut. Tujuannya agar di wilayah tersebut tidak terjadi ekploitasi
yang berlebihan, walaupun daerah konservasi tidak dipungkiri juga dimanfaatkan
atau dieksploitasi dalam jumlah yang kecilnamun hal tersebut tidak mempengaruhi
sumber daya alam yang ada di wilayah tersebut. Software ini sangat berguna
untuk penentuan lokasi yang akan dilakukan konservasi. Tentunya dengan
mempertimbangkan beberapa faktor. Antara lain yaitu potensi SDA wilayah
tersebut secara berkelanjutan dan dampak yang akan ditimbulkan adanya pembuatan
daerah konservasi ini, baikdampakpositive maupun negative. (Rohmat, 2010).
Miradi software digunakan untuk mengembangkan
pandangan spesifik dari suatu proyek meliputi model konseptual yang
memperlihatkan target biodiversitas, ancaman, dan strategi potensial
yang digunakan dalam sebuah proyek untuk mengatasi ancaman. Miradi juga
membantu tim untuk mengidentifikasi indikator monitoring yang
dibutuhkan untuk menentukan keefektifan dari strategi yang dilaksanakan.
Software ini juga membantu tim untuk memprioritaskan tindakan mana yang
dibutuhkan terlebih dahulu. Ketika strategi awal telah dilaksanakan, tim
kemudian membentuk rencana kerja mengenai tugas - tugas spesifik yang
dibutuhkan untuk mengimplementasikan proyek mereka dengan biaya
yang disesuaikan (miradi.org, 2008).
Pada tahun 2008, Benetech, Conservation Measures
Partnership (CMP) dan Foundation of Success (FOS) meluncurkan Miradi, perangkat
lunak yang berfungsi untuk mendesain, memanajemen,
memonitor, dan mempelajari suatu proyek untuk menguji keefektifan proyek tersebut
terhadaptujuan konservasi. Miradi menjadi perangkat lunak unggulan untuk
proyek manajemen adaptif dan perencanaan konservasi. Perangkat ini digunakan
di lebih dari 170 negara dengan pengguna mulai dari badan konservasi
besar hingga kelompok lokal dan regional, peneliti, nonprofit, forprofit, dan
lembaga pemerintahan (benetech.org, 2014).
3.
Implementasi Miradi
Piranti lunak
Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan
mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa peserta bersemangatuntuk
menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga
memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk
mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan
terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk mengkaji dan memberi
masukan langkah-langkah awal proses perencanaan (Yudi, 2010).
Miradi 2.0
membantu tim konservasi desain model konseptual lokasi proyek mereka,
memprioritaskan ancaman, dan memilih indikator pengawasan untuk menilai
efektivitas strategi mereka. Praktisi dapat mengekspor data proyek Miradi
laporan memberikan dan format yang bisa dibagi dengan pengguna lain Miradi.
Miradi adalah kata Swahili yang berarti "proyek" atau
"tujuan."
Perangkat
lunak Miradidigunakan untuk menetapkan peringkat ancaman langsung yang telah
mereka identifikasi. Peringkat ini berguna untuk:
1.
Mengidentifikasi “sasaran” dengan peringkat
tertinggi (Hutan Pesisir, Merpati Andrea, Semak BerduriPesisir, atau Vegetasi
Pantai & Pasir/Burung Laut)
2.
Mengidentifikasi ancaman dengan peringkat
tertinggi yang berdampak pada sasaran” ini Perangkat lunak Miradisecara
otomatis menangkap sasaran dari Model Konsep,memunculkan mereka sejajar dengan
“X” axis dan dengan ancaman langsung yang sejajar dengan Y axis.
Miradi mrupakan manajemen proyek perangkat lunak
yang dirancang oleh praktisi konservasi,
untuk memudahkan atau di tujukan pada praktisi konservasi. Dibangun sebagai
alat untuk melaksanakan perencanaan
dan pengukuran praktik terbaik
yang diadopsi oleh CMP, contoh dan beberapa
tampilan membuat menggunakan
Miradi seperti memiliki panduan manajer proyek ahli
Anda melalui perencanaan, monitoring
dan pelaporan pada pekerjaan . Miradi memudahkan bagi
siapa saja untuk membuat proyek konservasi
keanekaragaman hayati kelas dunia.
4. Contoh Penggunaan Miradi
Telah diadakan Workshop
Stakeholder yang mengambil tema “Melestarikan Sumberdaya Alam Bali Barat” pada
tanggal 5 Pebruari 2009 di Balai Desa Sumberklampok. Workshop stakeholder
tersebut menghasilkan Model konsep awal untuk kawasan TNBB (Taman Nasional Bali Barat) yang terdiri dari dua
sasaran konservasi, yaitu hutan hujan dataran rendah dan populasi Jalak Bali.
Model konsep hasil dari workshop Stakeholder dimasukkan ke perangkat lunak
Miradi yang digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam
tatanama standar menggunakan klasifikasi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN (Rare
Headquarters, 2014).
Bangladesh Tiger Action Plan (BTAP) telah dikembangkan untuk menyediakan pedoman untuk Sundarbans dan upaya konservasi harimau selama delapan tahun ke depan dari tahun 2009 hingga 2017. Namun, tambahan penilaian
dan peringkat ancaman diperlukan untuk membantu kegiatan konservasi fokus di bawah BTAP. Tujuan
dari penelitian ini karena itu adalah untuk (1) mengatur ruang
lingkup proyek dan konservasi target,
(2) menilai kelayakan
target konservasi, (3) mengidentifikasi dan ancaman peringkat untuk konservasi
target, dan (4)
menetapkan batas waktu untuk pengurangan ancaman. Untuk melakukan hal tersebut maka digunakan perangkat
lunak Miradi dan pendekatan penilaian ancaman yang dikembangkan oleh The Nature Conservancy (Aziz et,al., 2010 ).
MIRADI
merupakan sebuah software yang dirancang untuk membuat manajemen adaptif bagi
perencanaan wilayah konservasi. Tim yang akan merencanakan wilayah konservasi
bisa mengunduh software MIRADI melalui website nya www.miradi.org secara gratis dan menginstall nya di laptop. Setelah terinstall di
laptop, maka kita sebagai perencana proyek konservasi akan di beri
langkah-langkah melalui beberapa pertanyaan mulai dari proses mendesain,
memanajemen, mengawasi dan mengetahui standar yang paling baik dan diuji oleh
organisasi konservasi dunia (Miradi, 2014).
Sebagai
contohnya yaitu proyek Perencanaan Konservasi dalam konteks Lintas-budaya:
Proyek Negara Sehat Wunambal Gaambera di Kimberley, Australia Barat.
Perencanaan proyek konservasi ini menggunakan software Open Standards for the
Practice of Conservation, Miradi planning software dan ConPro database.
Software Open Sandards dipersiapkan untuk menyatukan konsep umum, pendekatan
dan terminologi dalam program desain, manajemen dan pengawasan konservasi.
MIRADI sendiri digunakan untuk mendukung software Open Standards dalam mengatur
hubungan informasi diantara banyak tujuan, strategi dan tindakan yang bisa
digunakan daripada harus mencobanya satu persatu secara manual (Moorcroft et
al, 2012).
Contoh
lain penggunaan MIRADI yaitu pada Perencanaan Konservasi Biodiversitas di
Sungai St. Marys di Kanada-Amerika Serikat. MIRADI selain berfungsi untuk
mendesain, memanajemen, mengawasi dan mempelajari proyek agar bisa secara
efektif mencapai tujuan dari konservasi, juga mampu membantu dalam mengutamakan
ancaman, pengembangan objektif dan tindakan, dan dalam memilih strategi
pengawasan yang dapat membantu meningkatkan strategi konservasi. Pada sungai
St. Marys, MIRADI akan mengkategorikan KEA (Key Ecological Attribute) kedalam
bentuk landscape, kondisi, dan
ukuran. Konteks landscape mengacu
pada ciri yang berhubungan dengan lokasi, geologi, hidrologi, dan fire regime. Ciri pada kondisi mungkin
mengandung informasi tentang kualitas spesies atau komunitas. Ukuran dalam KEA
mengacu pada kejadian spesies, ukuran populasi, atau tingkat habitat. MIRADI
juga mampu memberi peringkat pada ancaman yang ada pada suatu habitat yang akan
dijadikan wilayah konservasi dengan mengkombinasikan nilai algoritmanya (Harris
et al, 2009).
Dua
utama CAP alat yang digunakan dalam pengembangan laporan ini: 1) The CAP
Workbook, program berbasis Excel di mana pengguna memasukkan informasi ekologi
yaitu target konservasi dan atribut ekologi, kelangsungan hidup peringkat
target, persentase target yang diperlukan untuk tujuan konservasi, ancaman dan
tekanan untuk target tersebut, tingkat anancaman, pemantauan rencana dan
strategi pembangunan didasarkan pada ancaman peringkat tertinggi. Produk akhir
yang mengakibatkan table ringkasan yang berguna untuk mengevaluasi dan
menetapkan prioritas. 2) Miradi perangkat lunak manajemen proyek, yang membantu
manajer proyek Konservasi menggambarkan, melacak dan memonitor strategi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M.A., et.al,. 2010. Bangladesh Tiger Action
Plan 2009 – 2017 Threat
Assessment. http://marineworldheritage.unesco.org. Diakses pada 29 November 2014 Pukul 12.44 WIB.
Benetech.
2014. Miradi Environment. (http://www.benetech.org.our-program/environment/).
Diakses pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.22 WIB.
Harris, Robyn, Brad Kinder, Adrienne Marino, Vanessa Parker-Geisman
and Tamatha Patterson. 2009. The St. Marys River Watershed: Planning for
Biodiversity Conservation.
Thesis. Master of Science in Natural Resources and Environment
University of Michigan April 2009.
Ian.
2014. IAN Seminar Series. (http://ian.umces.edu/seminarsseries/
seminar/102/open_standards_for_thepractice_of_conservation_and_miradi_software_2014-10-07/). Diakses pada Diakses pada pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.27
WIB.
Interview with Brett Jenks, President & CEO, Rare. Evaluation
and Program Planning 33 (2010) 191–193.
Ismail Kamariah., Mir HossainSohel.,
UmeeNorAyuniza. 2012. Technology social venture: A new genré of social
Entrepreneurship. Procedia -
Social and Behavioral Sciences 40 429 – 434.
Kapos, Valerie. 2009. Outcomes, not Implementation, Predict
Conservation Success. Flora and Fauna International, on yx 43(3): 336-342.
Miradi, 2014. MiRADi Adaptive Management Sofware for Conservation Projects:
Introduction to the Software. http://www.miradi.org.
Diakses pada 28 November 2014 pukul 19.44 WIB
Miradi.
2014. Welcome to Miradi. (http://miradi.org).
Diakses pada pada 01 Desember 2014 pada pukul 09.25 WIB.
Moorcroft,
Heather et al. 2012. Conservation
planning in a crosscultural context: the Wunambal Gaambera Healthy Country
Project inThe Kimberley,Western Australia. Ecological Managemen &
Restoration Vol. 13 No. 1 January 201
0 comments:
Post a Comment