Tiga bulan sudah penantian dan
persiapan dilakukan untuk mengikuti YSEALI Academic Fellowship Program on Civic
Engagement di University of Nebraska at Omaha. Banyak persiapan yang harus
dipikirkan dan disiapkan secara matang diantaranya logistik berupa: baju untuk
5 minggu, baju formal, alat mandi, baju adat, obat pribadi dan alat penunjang
lainnya. Ehhhhh…… ada satu yang kelupaan dan haram hukumnya untuk tertinggal
yaitu mie instan khas Indonesia yang tiada bandingnya di dunia.
Percaya atau tidak, mie instan
adalah penyelamat utama kita lohh. No mie, no life itulah kata yang
tepat untuk mengibaratkan betapa pentingnya mie instan. Kali ini saya lebih
senang memilih Mie Sed*p dan i*do mie goreng dan ayam bawang untuk menemani
perjalanan saya selama 5 minggu di negeri Paman Sam.
FACT: Percaya atau
tidak, saya membawa 40 bungkus mie instan (hampir sekardus) untuk survive di
Amerika. Hahaha
I’ll tell you how important instant noodles are:
- Pertama kita datang pas
malam hari di Omaha atau ketika malam tiba, dan duiiingin beeerrrr untuk
keluar. Lagi pula kita juga takut nyasar karena gatau jalan (alibi saking
malesnya keluar). Alternative terbaik adalah nge-mie.
- Harga
makan di US mahaaal gilaaaa, duit Indonesia serasa gada harganya man.
Harga sekali makan bisa minimal 10 dollar lah kali 13.000 = 130.000 sekali
makan! Coba bayangin saya kerja panas-panasan sampe item di sawah buat
tanam dan panen itu gaji sehari cuma 40.000 maksimal 50.000 dan gacukup
buat sekali makan di US -_-. So, you can imagine lah…. Saya merasa sedikit
sakit hati dalam kasus ini.
- Rasa,
rasa makanan di sana uiiihhh butuh adaptasi banget. Lidah orang Indonesia
gabakal cocok dengan makanan US secara langsung even itu adalah steak,
burger, pizza, spaghetti dll yang tampak enak tapi rasanya gaseperti yang
kita bayangkan.
- You’ll
miss Indonesian food so badly. Dan yang paling simple dan mewakili masakan
Indonesia adalah MIE INSTAN. Ada rasa kare, rasa soto, rasa ayam panggang,
rasa rendang dll.
And now you know what I’m feeling
man! Instant noodles are my savior.
Baiklah saya sudah ceritakan di
tulisan sebelumnya, background awal kenapa saya Alhamdulillah bisa ikut YSEALI
hal ini Karena Kopi Mangrove Segara. Saya masih dilanda syukur Alhamdulillah
atas karunia Allah Tuhan YME atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan
untuk program tersebut. Lagi-lagi, apa yang kita alami dan nikmati adalah
hutang kepada masyarakat yang harus dibayarkan dengan pengabdian.
Sekali lagi saya ditempatkan di
University of Nebraska at Omaha, kampus #Mavericks #UNO bersama 4 orang dari
Indonesia (total 5 orang). Mereka adalah orang yang luar biasa dan biasa di
luar, penuh dedikasi, pengabdian, dan pengalaman bekerja untuk masyarakat. Let
me introduce ehm:
- Aidil
Andani, Anak Perbatasan (Indonesia-Malaysia) Pontianak: Mahasiswa semester
5 PS Bisnis dan Manajemen Universitas Tanjungpura
- Indra
Elizar, abang Medan #HORAS: mahasiswa semester tua +++ PS Agroekoteknologi
Universias Sumatera Utara (USU)
- Muhammad
Akbar, Pak Guru SD (not ini apa namanya) di rural area of Palembang,
alumni PGSD Universitas Sriwijaya
- dr.
Arifah Nur Shadrina, bu dokter sholihah mengabdi di rural area of Lumajang,
alumni FK UGM Yogyakarta
- Ikbar
Al Asyari, cah Pesisir Tulungagung aseli. PS Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Malang.
Dari regional Surabaya saya
ditemani oleh embak kece dr. Arifa Shadrina (yang ngakunya orang Jawa tapi gaya
Sunda). Sedangkan Aidil, Indra, dan mas Akbar dari regional barat di handle
oleh US Embassy Jakarta. Kami berlima menjadi sebuah tim yang tiba-tiba akrab
tanpa harus kenal dan ketemu dekat sebelumnya.
Sebuah fakta menarik dari tim
Indonesia yaitu semuanya berstatus jomblo akut! Miris bukan???
Kawan, izinkan saya sedikit
menguraikan betapa hebat luar baisa rekan setim saya dari Indonesia ini. Mereka
telah melakukan pengabdian yang luar biasa bagi masyarakat, jelas mereka
bukanlah pemuda-pemudi yang hanya diam dan menyalahkan keadaan. Mereka mau
bergerak dan membangun masyarakat.
Pertama kawan saya Aidil Andani
Ismail,
Seorang pecinta kopi, shopping
holic, orang paling fashionable, dan pernah berkiprah menjadi barista di
kafe-kafe Kalimantan.
Kawan saya yang paling banyak
kena denda selama program YSEALI, dan paling muda diantara kami semua, masih
semester 5 di bisnis dan manajemen Universitas Tanjungpura. Jangan salah!
Meskipun masih semester lima Aidil ini merupakan inisiator dari project SBN
(Sekolah Batas Negeri) atau state border
school yang diimplementasikan di daerah Serawak perbatasan
Indonesia-Malaysia. Ide utama dari project ini adalah volunteerism, dengan
mengirim relawan untuk mengajar di daerah perbatasan yang cenderung belum
tersentuh pembangunan. Yang paling mengagumkan adalah project ini dilakukan
secara mandiri! Wow banget
Indra Elizar abang Medan #Horas
Seorang chef handal selama
program yang ahli dalam membuat topping, nasi goreng, dan sambal tomat
(walaupun rasanya kacau). Dan juga Indra adalah seorang cover boy, silahkan cek
Koran Sindo yaaa ;)
Kawan saya yang ini benar-benar
aktivis, aktivis tapi pergi ke Bar *Ehhh, hahaha (untuk penelitian/observe
maksudnya yaa, bukan buat mabuk-mabukan)
Jadi, Indra adalah mahasiswa
pertanian semester +++, alumni Rumah Kepemimpinan (RK) dan ketua umum UKM
Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU), melanglang buwana dalam jagad
perkompetisian LKTI dan tentunya sudah banyak menang kompetisi di tingkat
nasional maupun internasional. Selain itu, Indra juga merupkan aktivis dakwah
kampus dengan Islamic Book Fairnya yang senantiasa dia dengungkan selama
program YSEALI. Abang yang satu ini fans nya banyak banget, dan sangat popular
di kalangan mahasiswi USU, Gapercaya? Cek Instagramnya! Kagum lah awak sama
abang satu ini.
Mas Akbar Rafsanzani,
Orang yang gabisa lepas dari
makan mie. Seorang omnivore kelas atas (kelas 1) yang mampu menggilas apapu
itu, termasuk mie instan saya! Dia pelakukanya habis sudah, dan orang yang
membuat kamar saya kebaran! Kurang ajar banget kan?
Satu-satunya orang yang ngerasa
dirinya ganteng, dan selalu foto dengan pose/gaya yang sama. Seorang instagram
addict dengan ratusan fotonya dalam waktu yang sangat singkat, dan selalu
dengan pose yang sama.
Mas akbar, jomblo yang selalu
ngerasa ganteng. Percuma ganteng kalo jomblo kan? Hmm. Tapi jangan salah, Pak
guru (not ini apa namanya) ini bukan orang biasa, dia merupakan produser lagu
anak-anak yang diperuntukan untuk anak SD di rural area berada di bawah naungan
project “The Villagers”. Selain itu, dia juga banyak berkiprah di event-event
keren tingkat nasional dan internasional. Mas Akbar juga merupakan alumni YLI
(Young Leader for Indonesia), ICN (Indonesia Cultural Conference) sebagai best
project, alumni JENSYS 2.0 on Economic Development 2015, dll.
Bu dokter Arifah Nur Shadrina
Orang yang paling dewasa diantara
kita, perempuan yang sangat bisa mengayomi dan membimbing kita di US. Selain
itu beliau juga seperti dokter pribadi bagi seluruh #YSEALIUNO2016. Sosok ini
diklaim sebagai salah satu dokter amanah yang dimiliki Indonesia which mean
tidak hanya berorientasi mencari profit! Tetapi justru melakukan tugas dokter
sebagai bentuk pengabdian. Everyone loves her! I’d say that.
Saya tidak akan bercerita tentang
kapabilitas, pengalaman, dan prestasi mbak dokter ini. karena saya tidak punya
banyak space dan lagi pula terlalu banyak lohh nanti. Hehe tetapi dokter ini
adalah wujud dokter yang penyabar, sensitive (perasa:red), peduli dengan sesama,
walaupun sering saya kerjain. Percaya atau tidak, saya pernah membuat dokter
ini menangis lohh. MasyhaAllah….. sengaja memang saya kerjain dan setelah itu
saya merasa bersalah dan tidak tega melihat air mata ketulusan dokter ini.
Dan dokter ini sangat rendah
hati! Beliau sangat rendah hati dengan segala apa yang beliau telah capai dan
miliki. Wow banget deh.
Dan yang paling penting, dr.
Arifah ini adalah orang yang over positive thinking. Selalu
berpikiran positif, meskipun lawan mainnya negatif. Arah dan nuansa bicaranya
gampang sekali di tebak, gaya dan nada bicaranya yang over positive itu selalu
menuju kea rah yang sama.
Misalnnya:
Ketika seseorang curhat (mas
Akbar biasanya yang setiap saat curhat -_-)
“Mbak ini lhoo anak itu kok
begini lalala yeyeye” kata Mas Akbar
“udah yang sabar, engga kok pasti
dia itu niatnya baik cuma kita aja yang kurang mengerti” sahut dr. Arifah
Nah, that’s what I called over
positive. Selalu bernuansa demikian. Hmmmm….
Kalau saya melihat orang-orang
ini, saya jadi terbawa situasi dan atmosfer yang sangat positif. Tidak ada
pikiran lain yang terbesit kecuali giving positive impact for the society. Saya
menjadi sangat optimis, era
emas dan era kebangkitan macan Asia yang tertidur akan segera tiba kalau
pemuda-pemudi kita punya visi dan semangat yang sama untuk membangun masyarakat
melalui bidang yang digeluti seperti rekan-rekan saya tersebut. Hal itu, maasih
merupakan contoh kecil dari segelintir orang di YSEALI dan masih banyak di luar
sana pemuda Indonesia dengan dedikasi yang tinggi tetapi tidak terekspos oleh
media.
Konflik? Tentu saja perjalanan 5
minggu tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Konflik tetap saja terjadi,
baik konflik yang bernuansa natural maupun konflik bernuansa settingan. Akan
tetapi, semua konflik berujung damai di meja makan dengan semangkuk indomie dan
mie sedap.
Dapat ditarik sebuah kesimpulan
dari cerita di atas:
“The best way to practice conflict resolution is by instant noodle as
the mediator”
Maksudnya apa? konflik yaa konflik, tetapi tidak ada alasan untuk bermusuhan dan berpecah belah. Kedewansaan sesorang akan dapat dilihat dengan bagaimana dia dealing dengan konflik, dealing dengan masalah. Seperti yang saat ini terjadi di tanah air Indonesia. Konflik mulai bermunculan dengan dasar teologi. Entahlah, apakah konflik tersebut bisa berujung damai hanya dengan semangkuk mie instant?? #ngarep banget. Hihi
Perjalanan dan persahabatan kami
semua hanya berujung dengan mie instan yang kami makan setiap hari dengan
kondisi dokter Arifah yang selalu marah-marah. Bukan marah sih tapi lebih
menasehati supaya tidak makan mie instan dan menjelaskan bahaya makan mie
instan. Yang akhirnya dr. Arifah pun juga makan mie instan sesering kita!
Aneh………(?)
Aahhhhh dasar para jomblo!!!
To be continued………………
0 comments:
Post a Comment