Thursday, December 1, 2016

YSEALI: PERSAHABATAN BERVISI MIE INSTAN


Tiga bulan sudah penantian dan persiapan dilakukan untuk mengikuti YSEALI Academic Fellowship Program on Civic Engagement di University of Nebraska at Omaha. Banyak persiapan yang harus dipikirkan dan disiapkan secara matang diantaranya logistik berupa: baju untuk 5 minggu, baju formal, alat mandi, baju adat, obat pribadi dan alat penunjang lainnya. Ehhhhh…… ada satu yang kelupaan dan haram hukumnya untuk tertinggal yaitu mie instan khas Indonesia yang tiada bandingnya di dunia.

Percaya atau tidak, mie instan adalah penyelamat utama kita lohh. No mie, no life itulah kata yang tepat untuk mengibaratkan betapa pentingnya mie instan. Kali ini saya lebih senang memilih Mie Sed*p dan i*do mie goreng dan ayam bawang untuk menemani perjalanan saya selama 5 minggu di negeri Paman Sam.

FACT: Percaya atau tidak, saya membawa 40 bungkus mie instan (hampir sekardus) untuk survive di Amerika. Hahaha

I’ll tell you how important instant noodles are:
  1. Pertama kita datang pas malam hari di Omaha atau ketika malam tiba, dan duiiingin beeerrrr untuk keluar. Lagi pula kita juga takut nyasar karena gatau jalan (alibi saking malesnya keluar). Alternative terbaik adalah nge-mie.
  2. Harga makan di US mahaaal gilaaaa, duit Indonesia serasa gada harganya man. Harga sekali makan bisa minimal 10 dollar lah kali 13.000 = 130.000 sekali makan! Coba bayangin saya kerja panas-panasan sampe item di sawah buat tanam dan panen itu gaji sehari cuma 40.000 maksimal 50.000 dan gacukup buat sekali makan di US -_-. So, you can imagine lah…. Saya merasa sedikit sakit hati dalam kasus ini.
  3. Rasa, rasa makanan di sana uiiihhh butuh adaptasi banget. Lidah orang Indonesia gabakal cocok dengan makanan US secara langsung even itu adalah steak, burger, pizza, spaghetti dll yang tampak enak tapi rasanya gaseperti yang kita bayangkan.
  4. You’ll miss Indonesian food so badly. Dan yang paling simple dan mewakili masakan Indonesia adalah MIE INSTAN. Ada rasa kare, rasa soto, rasa ayam panggang, rasa rendang dll.
And now you know what I’m feeling man! Instant noodles are my savior.
Baiklah saya sudah ceritakan di tulisan sebelumnya, background awal kenapa saya Alhamdulillah bisa ikut YSEALI hal ini Karena Kopi Mangrove Segara. Saya masih dilanda syukur Alhamdulillah atas karunia Allah Tuhan YME atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan untuk program tersebut. Lagi-lagi, apa yang kita alami dan nikmati adalah hutang kepada masyarakat yang harus dibayarkan dengan pengabdian.

Sekali lagi saya ditempatkan di University of Nebraska at Omaha, kampus #Mavericks #UNO bersama 4 orang dari Indonesia (total 5 orang). Mereka adalah orang yang luar biasa dan biasa di luar, penuh dedikasi, pengabdian, dan pengalaman bekerja untuk masyarakat. Let me introduce ehm:
  1. Aidil Andani, Anak Perbatasan (Indonesia-Malaysia) Pontianak: Mahasiswa semester 5 PS Bisnis dan Manajemen Universitas Tanjungpura
  2. Indra Elizar, abang Medan #HORAS: mahasiswa semester tua +++ PS Agroekoteknologi Universias Sumatera Utara (USU)
  3. Muhammad Akbar, Pak Guru SD (not ini apa namanya) di rural area of Palembang, alumni PGSD Universitas Sriwijaya
  4. dr. Arifah Nur Shadrina, bu dokter sholihah mengabdi di rural area of Lumajang, alumni FK UGM Yogyakarta
  5. Ikbar Al Asyari, cah Pesisir Tulungagung aseli. PS Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Dari regional Surabaya saya ditemani oleh embak kece dr. Arifa Shadrina (yang ngakunya orang Jawa tapi gaya Sunda). Sedangkan Aidil, Indra, dan mas Akbar dari regional barat di handle oleh US Embassy Jakarta. Kami berlima menjadi sebuah tim yang tiba-tiba akrab tanpa harus kenal dan ketemu dekat sebelumnya.

Sebuah fakta menarik dari tim Indonesia yaitu semuanya berstatus jomblo akut! Miris bukan???


Kawan, izinkan saya sedikit menguraikan betapa hebat luar baisa rekan setim saya dari Indonesia ini. Mereka telah melakukan pengabdian yang luar biasa bagi masyarakat, jelas mereka bukanlah pemuda-pemudi yang hanya diam dan menyalahkan keadaan. Mereka mau bergerak dan membangun masyarakat.

Pertama kawan saya Aidil Andani Ismail,
Seorang pecinta kopi, shopping holic, orang paling fashionable, dan pernah berkiprah menjadi barista di kafe-kafe Kalimantan.

Kawan saya yang paling banyak kena denda selama program YSEALI, dan paling muda diantara kami semua, masih semester 5 di bisnis dan manajemen Universitas Tanjungpura. Jangan salah! Meskipun masih semester lima Aidil ini merupakan inisiator dari project SBN (Sekolah Batas Negeri) atau state border school yang diimplementasikan di daerah Serawak perbatasan Indonesia-Malaysia. Ide utama dari project ini adalah volunteerism, dengan mengirim relawan untuk mengajar di daerah perbatasan yang cenderung belum tersentuh pembangunan. Yang paling mengagumkan adalah project ini dilakukan secara mandiri! Wow banget

Indra Elizar abang Medan #Horas
Seorang chef handal selama program yang ahli dalam membuat topping, nasi goreng, dan sambal tomat (walaupun rasanya kacau). Dan juga Indra adalah seorang cover boy, silahkan cek Koran Sindo yaaa ;)

Kawan saya yang ini benar-benar aktivis, aktivis tapi pergi ke Bar *Ehhh, hahaha (untuk penelitian/observe maksudnya yaa, bukan buat mabuk-mabukan)

Jadi, Indra adalah mahasiswa pertanian semester +++, alumni Rumah Kepemimpinan (RK) dan ketua umum UKM Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU), melanglang buwana dalam jagad perkompetisian LKTI dan tentunya sudah banyak menang kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, Indra juga merupkan aktivis dakwah kampus dengan Islamic Book Fairnya yang senantiasa dia dengungkan selama program YSEALI. Abang yang satu ini fans nya banyak banget, dan sangat popular di kalangan mahasiswi USU, Gapercaya? Cek Instagramnya! Kagum lah awak sama abang satu ini.

Mas Akbar Rafsanzani,
Orang yang gabisa lepas dari makan mie. Seorang omnivore kelas atas (kelas 1) yang mampu menggilas apapu itu, termasuk mie instan saya! Dia pelakukanya habis sudah, dan orang yang membuat kamar saya kebaran! Kurang ajar banget kan?

Satu-satunya orang yang ngerasa dirinya ganteng, dan selalu foto dengan pose/gaya yang sama. Seorang instagram addict dengan ratusan fotonya dalam waktu yang sangat singkat, dan selalu dengan pose yang sama.

Mas akbar, jomblo yang selalu ngerasa ganteng. Percuma ganteng kalo jomblo kan? Hmm. Tapi jangan salah, Pak guru (not ini apa namanya) ini bukan orang biasa, dia merupakan produser lagu anak-anak yang diperuntukan untuk anak SD di rural area berada di bawah naungan project “The Villagers”. Selain itu, dia juga banyak berkiprah di event-event keren tingkat nasional dan internasional. Mas Akbar juga merupakan alumni YLI (Young Leader for Indonesia), ICN (Indonesia Cultural Conference) sebagai best project, alumni JENSYS 2.0 on Economic Development 2015, dll.

Bu  dokter Arifah Nur Shadrina
Orang yang paling dewasa diantara kita, perempuan yang sangat bisa mengayomi dan membimbing kita di US. Selain itu beliau juga seperti dokter pribadi bagi seluruh #YSEALIUNO2016. Sosok ini diklaim sebagai salah satu dokter amanah yang dimiliki Indonesia which mean tidak hanya berorientasi mencari profit! Tetapi justru melakukan tugas dokter sebagai bentuk pengabdian. Everyone loves her! I’d say that.

Saya tidak akan bercerita tentang kapabilitas, pengalaman, dan prestasi mbak dokter ini. karena saya tidak punya banyak space dan lagi pula terlalu banyak lohh nanti. Hehe tetapi dokter ini adalah wujud dokter yang penyabar, sensitive (perasa:red), peduli dengan sesama, walaupun sering saya kerjain. Percaya atau tidak, saya pernah membuat dokter ini menangis lohh. MasyhaAllah….. sengaja memang saya kerjain dan setelah itu saya merasa bersalah dan tidak tega melihat air mata ketulusan dokter ini.

Dan dokter ini sangat rendah hati! Beliau sangat rendah hati dengan segala apa yang beliau telah capai dan miliki. Wow banget deh.

Dan yang paling penting, dr. Arifah ini adalah orang yang over positive thinking. Selalu berpikiran positif, meskipun lawan mainnya negatif. Arah dan nuansa bicaranya gampang sekali di tebak, gaya dan nada bicaranya yang over positive itu selalu menuju kea rah yang sama. 

Misalnnya:
Ketika seseorang curhat (mas Akbar biasanya yang setiap saat curhat -_-)

“Mbak ini lhoo anak itu kok begini lalala yeyeye” kata Mas Akbar

“udah yang sabar, engga kok pasti dia itu niatnya baik cuma kita aja yang kurang mengerti” sahut dr. Arifah

Nah, that’s what I called over positive. Selalu bernuansa demikian. Hmmmm….

Kalau saya melihat orang-orang ini, saya jadi terbawa situasi dan atmosfer yang sangat positif. Tidak ada pikiran lain yang terbesit kecuali giving positive impact for the society. Saya menjadi  sangat optimis, era emas dan era kebangkitan macan Asia yang tertidur akan segera tiba kalau pemuda-pemudi kita punya visi dan semangat yang sama untuk membangun masyarakat melalui bidang yang digeluti seperti rekan-rekan saya tersebut. Hal itu, maasih merupakan contoh kecil dari segelintir orang di YSEALI dan masih banyak di luar sana pemuda Indonesia dengan dedikasi yang tinggi tetapi tidak terekspos oleh media.

Konflik? Tentu saja perjalanan 5 minggu tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Konflik tetap saja terjadi, baik konflik yang bernuansa natural maupun konflik bernuansa settingan. Akan tetapi, semua konflik berujung damai di meja makan dengan semangkuk indomie dan mie sedap.
Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari cerita di atas:

“The best way to practice conflict resolution is by instant noodle as the mediator”

Maksudnya apa? konflik yaa konflik, tetapi tidak ada alasan untuk bermusuhan dan berpecah belah. Kedewansaan sesorang akan dapat dilihat dengan bagaimana dia dealing dengan konflik, dealing dengan masalah. Seperti yang saat ini terjadi di tanah air Indonesia. Konflik mulai bermunculan dengan dasar teologi. Entahlah, apakah konflik tersebut bisa berujung damai hanya dengan semangkuk mie instant?? #ngarep banget. Hihi

Perjalanan dan persahabatan kami semua hanya berujung dengan mie instan yang kami makan setiap hari dengan kondisi dokter Arifah yang selalu marah-marah. Bukan marah sih tapi lebih menasehati supaya tidak makan mie instan dan menjelaskan bahaya makan mie instan. Yang akhirnya dr. Arifah pun juga makan mie instan sesering kita! Aneh………(?)
Aahhhhh dasar para jomblo!!!

To be continued………………

0 comments: