1.
Pengertian
Timbal (Pb)
Timbal atau dalam keseharian lebih
dikenal dengan nama timah hitam. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan Plumbum, dan
logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok
logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai unsur atom
(NA)82 dengan bobot atau berat atom (BA)207,2.
2.
Sumber
Timbal (Pb)
a. Sumber
alami
Kadar timbal (Pb)
secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekita 13 mg/kg. Timbal (Pb) yang
terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground
water) berkisar 1-60 µg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan pada air
permukaan sebesar 1-10 µg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah
dari dalam air tawar.
b. Sumber
dari industri
Misalnya industri pengecoran maupun
pemurnian, industri baterai, industri bahan bakar, industri kabel, dan industri
kimia dimana menggunakan timbal (Pb) dalam kesehariannya.
c. Sumber
dari transportasi
Timbal (Pb) banyak terdapat pada bahan
bakar bensin, diketahui bisa menjadi racun yang merusak sistem pernapasan,
sistem saraf, serta meracuni darah.
3.
Sifat
Logam Timbal (Pb)
a. Merupakan
logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau tangan
dan dapat dibentuk dengan mudah.
b. Tahan
terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai
coating
c. Titik
lebur rendah, hanya 327,5 derajat C.
d. Merupakan
penghantar listrik yang tidak baik.
e. Mempunyai
kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan mercuri
f. Termasuk
logam berat “trace metals”
4.
Kegunaan
Timbal (Pb)
a. Digunakan dalam pembuatan kabel
telepon
b.
Digunakan dalam baterai
c.
Sebagai pewarnaan cat
d.
Sebagai pengkilapan keramik dan bahan anti api
e. Sebagai
aditive untuk bahan bakar kendaraan
5. Kandungan
Timbal dalam Perairan (Pb)
Hamidah dalam Yudha (1993) berpendapat
bahwa di perairan logam berat ada yang terlarut dan ada yang tidak terlarut.
Gesamp (1985) mengemukakan bahwa logam berat yang terlarut terdiri dari ion
bebas dalam air dan logam kompleks dengan senyawa organik dan anorganik. Logam
berat yang tidak terlarut terdiri dari partikel koloid dan senyawa logam
kompleks terabsorbsi pada zat tersuspensi. Logam berat Plumbum (Pb) tidak
begitu beracun dibanding Cadmium (Cd) dan Hergerium (Hg). Ion Pb2+
merupakan bentuk utama di lingkungan laut. Dalam bentuk larutan ion Pb2+ pada
kondisi tepat akan berubah menjadi senyawa alkid lead di lingkungan dan
bahan-bahan lead sulfida dapat juga terbentuk di bawah kondisi anaerobik pada
sedimen.
Menurut Palar
(1994), Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada dalam badan
perairan secara
ilmiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Secara alamiah Timbal (Pb)
dapat masuk ke perairan melalui pengkristalan Timbal (Pb) di udara dengan
bantuan air hujan. Di samping itu proses pelapukan dari bantuan mineral akibat
hempasan gelombang dan angin juga merupakan salah satu jalur sumber Timbal (Pb)
yang akan masuk ke badan perairan. Timbal (Pb) yang masuk dalam badan perairan
sebagai dampak aktivitas manusia, yaitu berbentuk seperti air buangan yang
mengandung Timbal (Pb), air buangan dari penambangan biji timah hitam dan sisa
pembuangan industri baterai.
Analisis air dibawah tanah menunjukkan
kadar timah hitam (Pb) sebesar antara 1-60 µg/liter, sedangkan analisis air
permukaan terutama pada sungai dan danau menunjukkan angka antara 1-10
µg/liter. Kadar timah hitam pada air laut kadarnya lebih rendah dari yang
terdapat di air tawar. Di pantai California (USA) kadar timah hitam (Pb)
menunjukkan kadar antara 0,08-0,004 µg/liter. Timbal (Pb) yang larut dalam air
adalah timbal asetat (Pb(C2H3O2)2),
timbal klorat Pb(CLO3)2,
timbal stearat Pb(C18H35O2)2. Baku
mutu (WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No. 02 tahun 1988 yaitu
0,05-1 mg/liter.
5.
Pengaruh
Logam Berat Bagi Kehidupan
a.
Bagi
Organisme Perairan
Palar (1994) mengemukakan bahwa logam
berat dapat terkumpul dalam tubuh organisme dan akan tetap tinggal dalam tubuh
pada waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi. Pencemaran logam berat
pada air laut akan menyebabkan terkontaminasinya organisme perairan seperti
gastropoda, udang, cumi-cumi, kerang dan lain-lain. Peningkatan kandungan Timbal
(Pb) dalam perairan dapat menyebabkan peningkatan kandungan Timbal (Pb) yang
terakumulasi dalam tubuh organisme laut. Sebagian logam berat dalam jumlah
mikro bersifat penting bagi organisme dan juga bersifat racun yang sangat
berbahaya, sehingga merugikan pertumbuhan organisme dan mengganggu metabolisme
sel. Menurut Thoha (1991), bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan akan
membunuh biota yang paling peka, sehingga mengganggu rantai makanan dalam
perairan tersebut. Terputusnya salah satu rantai makanan dapat menyebabkan
beberapa jenis biota tidak hidup normal. Agar biota perairan dapat hidup layak,
diperlukan baku mutu untuk biota tersebut.
b.
Bagi
Manusia
Keracunan logam timbal (Pb) pada manusia
dinamakan dengan “plumbism”. Keracunan
akut dari logam berbahaya tersebut biasanya terjadi pada orang yang termakan
dosis yang tinggi atau karena pengaruh pemberian obat yang mengandung logam.
Logam timbal (Pb) dapat mengakibatkan penghambatan sistem pembentukan
hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia, terganggunya sistem syaraf pusat
dan tepi, sistem ginjal, sistem reproduksi, idiot pada anak-anak, sawan
(epilepsi), cacat rangka dan merusak sel-sel somatik. Walaupun jumlah timbal
(Pb) yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya.
Hal ini disebabkan senyawa timbal memberikan efek racun terhadap banyak organ
yang terdapat dalam tubuh.
Sumber :
Muhammad, Andi. 2013. Logam berat
timbal. Diakses dari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-andhimuham-5651-3-babii.pdf. Pada pukul 19.56 WIB
Ramadhan, Irwan. Kandungan logam berat
timbal (Pb) pada kerang bulu (Anadara sp.) dengan ukuran yang berbeda di sungai
selawan, Sumatera Utara. http://docs.google.com/document/d/
0 comments:
Post a Comment